Muara Kaman, Kalimantan Timur, - Para guru di Muara Kaman, kecamatan tertua di Kaltim, selama ini belum banyak mendapatkan suntikan peningkatan kapasitas. Untuk meningkatkan kualitas mereka, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Gugus Empat Muara Kaman bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, menggandeng Tanoto Foundation untuk melatih metode pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi).
Menurut Tulus Sutopo, Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Kutai Kartanegara, walaupun masih baru, masuknya Tanoto Foundation dengan program PINTARnya telah terbukti meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Hal ini ditandai dengan nilai standar proses pembelajaran daerah ini pada tahun 2018 menjadi tertinggi di Kaltim. Penilaian tersebut dilakukan oleh LPMP Kaltim. “Oleh karena itu, Pemda sangat mendukung proses replikasi atau penyebarluasan program PINTAR ini ke pendidik di seluruh Kutai Kartanegara yang tidak menjadi target langsung Tanoto Foundation,” ujar Tulus saat membuka pelatihan di SD 028 Muara Kaman, Kamis, 14 Februari 2019.
Diseminasi program praktik baik pembelajaran aktif atau active learning ini dilakukan untuk 61 pendidik dari 13 sekolah yaitu Sekolah Dasar 08, 012, 17, 18, dan lain-lain. Mereka terdiri dari kepala sekolah dan para guru.
Menuru Sutopo, saat ini Kutai Kartanegara sedang defisit anggaran dan pelatihan guru belum masuk dalam APBD. “Sehingga kami sangat bersyukur Tanoto Foundation bisa hadir di Kabupaten ini membantu peningkatan kualitas pendidikan disini,” ujarnya.
Beberapa pendidik peserta pelatihan berasal dari SD 017 dan 018 Menamang . Sekolah tersebut sangat jauh dari tempat pelatihan. Lebih dari 132 kilo meter dan memakan waktu perjalanan tiga jam. Sebagian jalannya belum diaspal, sehingga susah dilewati. “Walaupun jauh, semoga dengan pelatihan ini, cara mengajar saya lebih baik,” ujar pak Suryanto, guru kelas enam SD 017 Menamang.
Sampai bulan Maret 2019, repilikasi program PINTAR Tanoto Foundation akan terus dilakukan baik oleh Kemenag maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, yang totalnya akan mencapai 7 gelombang. Setiap gelombang akan melibatkan lebih kurang 60 peserta. Sebelumnya replikasi program juga dilakukan oleh Kemenag Balikpapan yang melibatkan 289 pendidik Madrasah Ibtidaiyah. rel/ Mustajib
Post a Comment