Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno selaku tuan rumah dalam acara ini, mengaku senang sekaligus bangga berada di tengah-tengah aktivis mahasiswa Sumbar era 60-an yang hadir pada kesempatan tersebut.
Dalam sambutannya, Irwan menekankan bahwa mahasiswa adalah ujung tombak perjuangan sehingga lahirlah Tritura. “Semangat Angkatan 66 ini membuktikan bahwa perubahan memang ada pada generasi muda,” ungkap tokoh multy talenta tersebut.
Menurut Irwan, semangat Angkatan 66 dapat dijadikan motivasi bagi pemuda hari ini untuk melakukan perubahan. Pemuda hari ini dapat mengembangkan semua potensi untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
“Mari kita lanjutkan perjuangan para pendahulu yang telah membangun negeri ini. Mari kita lanjutkan semangat perjuangan Tritura untuk Indonesia yang lebih maju,” ajak penggiat pendidikan karakter dan literasi yang dalam kesempatan ini juga meresmikan secara simbolis Museum Angkatan 66 Sumbar yang berlokasi di Jalan Ahmad Karim Bukittinggi.
Sementara aktivis angkatan 66 Sumatera Barat memperingati Hari Tritura dan Kebangkitan Angkatan 66 ke 53 di Auditorium Gubernuran Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman No.48 Padang, Kamis (10/1/2019).
Dalam acara tersebut sekaligus dilaksanakan peluncuran dan bedah buku berjudul ‘Pelaku dan Saksi Sejarah Angkatan 66 Sumatera Barat Bertutur Tentang Tritura’. Buku dengan cover berlatar hitam setebal 458 halaman itu ditulis oleh dua mantan aktivis angkatan 66 Sumbar, H. Nasrul Djalal dan H. Makmur Hendrik.
Hadir sebagai pembedah buku, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Mestika Zed.
Ketua Angkatan 66 Sumbar, Bakhtiar Kahar, dalam sambutannya mengatakan, peringatan Hari Tritura bertujuan mengenalkan kepada generasi muda sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Khususnya pemuda Sumbar, menurutnya sejak dahulu sudah terkenal aktif dan peduli terhadap setiap perkembangan dan perjalanan bangsa Indonesia.
“Jangan sampai kita larut dengan suasana reformasi seperti hari ini tanpa tahu apa yang terjadi di masa lalu,” himbau Bakhtiar Kahar di hadapan segenap undangan dari unsur organisasi kepemudaan (OKP), bundo kanduang, tokoh lintas agama dan keluarga besar Angkatan 66 Sumbar.
Dalam sambutannya, Irwan menekankan bahwa mahasiswa adalah ujung tombak perjuangan sehingga lahirlah Tritura. “Semangat Angkatan 66 ini membuktikan bahwa perubahan memang ada pada generasi muda,” ungkap tokoh multy talenta tersebut.
Menurut Irwan, semangat Angkatan 66 dapat dijadikan motivasi bagi pemuda hari ini untuk melakukan perubahan. Pemuda hari ini dapat mengembangkan semua potensi untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
“Mari kita lanjutkan perjuangan para pendahulu yang telah membangun negeri ini. Mari kita lanjutkan semangat perjuangan Tritura untuk Indonesia yang lebih maju,” ajak penggiat pendidikan karakter dan literasi yang dalam kesempatan ini juga meresmikan secara simbolis Museum Angkatan 66 Sumbar yang berlokasi di Jalan Ahmad Karim Bukittinggi.
Sementara aktivis angkatan 66 Sumatera Barat memperingati Hari Tritura dan Kebangkitan Angkatan 66 ke 53 di Auditorium Gubernuran Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman No.48 Padang, Kamis (10/1/2019).
Dalam acara tersebut sekaligus dilaksanakan peluncuran dan bedah buku berjudul ‘Pelaku dan Saksi Sejarah Angkatan 66 Sumatera Barat Bertutur Tentang Tritura’. Buku dengan cover berlatar hitam setebal 458 halaman itu ditulis oleh dua mantan aktivis angkatan 66 Sumbar, H. Nasrul Djalal dan H. Makmur Hendrik.
Hadir sebagai pembedah buku, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Mestika Zed.
Ketua Angkatan 66 Sumbar, Bakhtiar Kahar, dalam sambutannya mengatakan, peringatan Hari Tritura bertujuan mengenalkan kepada generasi muda sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Khususnya pemuda Sumbar, menurutnya sejak dahulu sudah terkenal aktif dan peduli terhadap setiap perkembangan dan perjalanan bangsa Indonesia.
“Jangan sampai kita larut dengan suasana reformasi seperti hari ini tanpa tahu apa yang terjadi di masa lalu,” himbau Bakhtiar Kahar di hadapan segenap undangan dari unsur organisasi kepemudaan (OKP), bundo kanduang, tokoh lintas agama dan keluarga besar Angkatan 66 Sumbar.