Abdul Ghani Kades Pangkal Bulian Kecamatan Pauh Sarolangun, Saat akan mendistribusikan 20 ekor kepada masyarakat. (photo - Nal) |
N3,Sarolangun, Sebanyak 20
ekor sapi diperuntukkan kepada masyarakat dalam program P2DK didesa pangkal
bulian kecamatan pauh. Ternyata, 7 ekor diantaranya terserang penyakit Jembrana
(keringat darah). Pembelian sebanyak 20 sapi tersebut dalam program P2DK dengan
sumber dana APBD Rp.200 juta per-desa. Dalam proses penggunaan anggran APBD
tersebut ada pemotongan administrasi sejumlah Rp.10 juta. Jadi, total
keseluruhannya Rp.190 juta untuk digunakan membeli 20 ekor sapi. Keterangan
tersebut disampaikan oleh kades pangkal bulian.
Bersumber
dari informasi masyarakat, Media ini langsung melakukan cek kelapangan guna
melakukan klarifikasi ketitik lokasi, Dalam hal itu, Andul Gani Kades pangkal
bulian membenarkan bahwa 20 ekor sapi setelah dicek oleh dinas terkait (dinas
pertenakan sarolangun) ada indikator 7 sapi terjangkit penyakit Jembrana,
“Sebanyak 20
sapi per-ekornya seharga Rp. 8 hingga Rp.9,5 juta kita beli dalam kondisi
sehat. Sebenarnya kita sudah keliling mencari sapi yang kondisinya sehat. karena
kita takut juga tentang merebaknya isyu penyakit jembrana. Tapi siapa sangka
sapi 20 ekor yang kita beli, 7 diantaranya terjangkit penyakit jembrana hal itu
terjadi setelah dilakukan pengecakan oleh dr hewan dinas pertenakan sarolangun“. Kata Abdul
Gani Kades pangkal Bulian Kecamatan pauh.
Terkait
penyebab penyakit sapi Jembrana (keringat darah) adalah disebabkan oleh virus
jembrana (retrovirus) dan bersifat ganas pada sapi bali. Penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi
lainnya diperkirakan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis)
caplak dan nyamuk. Serangga-serangga tersebut merupakan serangga penghisap
darah. Jika serangga menggigit dan menghisap darah sapi yang sakit maka virus
akan terbawa dan menular ke sapi lainnya jika serangga tersebut menghisap darah
sapi yang sehat.
Sementara
itu drh. Endang Supardi Kabid Keswan Disnakkan Kabupaten Sarolangun
menyampaikan, setelah melakukan pengecekan ditemukan ada beberapa sapi
terserang penyakit jembrana,
“ Benar kita
sudah melakukan pengecekan ada 4 sapi dan 3 ada potensi tertular jembrana didesa pangkal bulian ada indikasi terjangkit
penyakit jembrana dan kita telah merekom itu. Berkemungkinan jumlah itu akan
bertambah jika tidak dilakukan penanganan yang tepat dan cepat. Mungkin dalam
waktu dekat kta langsung meninjau titik lokasi didesa tersebut untuk melakukan
upaya pencegahan penularan jembara pada sapi sehat lainnya “. Kata drh.
Endang Supardi.
Endang
juga menyampaikan ada kendala dalam menangani penyakit sapi jembrana didesa pangkal
bulian kecamatan disamping jarak tempauh yang jauh yang paling menyita waktu
yakni sulitnya komunikasi dengan kades atau kaur desa karena terkendala signal
hp belum masuk kedesa tersebut.
Adapun
dalam penanggulangan penyakit jembrana diupayakan dengan cara pencegahan dan
pengobatan. Pencegahan dilakukan pada ternak sapi yang sehat agar supaya tidak
tertular penyakit. Sedangkan pengobatan dilakukan pada ternak sapi yang sakit
agar segera sembuh dan penyakitnya tidak menular ke sapi lainnya. Diantaranya,
dilakukannya karantina, Isolasi, Sanitasi, penyemprotan serangga, memelihara
sapi dengan benar, vaksinasi, penyemprotan desinfektan, memusnahkan ternak yang
mati, pemberian antibiotik dan vitamin serta obat penyakit jembrana yang
dilakukan oleh dokter hewan. (nal)