N3 Payakumbuh - Pelayanan publik
di kota Payakumbuh terus meningkat dalam upaya berbenah, demi memudahkan pelayanan pada masyarakat.
Salah satunya pelayanan RSUD Adnan WD Payakumbuh.
Terutama tentang pelayanan rawat
jalan, seperti Poliklinik yang tiap tahunnya melayani ratusan ribu pasien.
Berdasarkan data tahun 2017, poliklinik RSUD dr Adnaan WD melayani pasien
dengan jumlah total sebanyak 114.276 pasien, dengan rincian, 96.658 pasien
pengguna kartu BPJS dan sebanyak 17.618 pasien dengan status umum.
“Tahun 2017 lalu, RSUD Adnaan WD
melayani hampir 112 ribu pasien rawat jalan, yang didominasi oleh pasien
pengguna kartu BPJS, sedangkan tahun 2018 ini, data lengkapnya sedang kami
garap,” kata dr.Yanti, MPH selaku Direktur Pelayanan dan Penunjang RSUD dr
Adnaan WD kepada wartawan, di ruang kerjanya, Sabtu (7/4).
Dokter Yanti menambahkan, dari
ribuan pasien yang kami layani tiap tahun pastinya mendapatkan pelayanan
paripurna sebagaimana motto yang diusung RSUD dr Adnaan WD, yakni SMART
(Senyum, Manusiawi, Aman, Ramah, dan Tepat).
“Namun, tidak dapat pula kami
ingkari, masih ada keluhan dan kekurangan pelayanan agar kami terus berubah,
dan berbenah kedepannya. Kami membuka unit pengaduan dan ruang komplain untuk
mengatasi persoalan secepatnya,” timpal dr.Yanti.
Merujuk dari data Unit Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), dan Unit Layanan Pengaduan (ULP) dan Informasi
yang dikepalai Ns.Sulasmi, S.Kep bahwa, pengunjung cukup antusias mengeluhkan
layanan kepada unit yang Ia pimpin.
Adapun keluhan terbanyak
sepanjang tahun 2017 adalah persoalan antrian di Poliklinik, yakni antara
kelebihan kunjungan dengan ketersediaan tenaga spesialis, seperti pelayanan
poliklinik jantung misalnya. Tiap harinya, hampir 80 hingga 100 pasien yang
berobat, sementara dokter ahli jantung hanya satu orang.
”Hampir ratusan pasien penyakit
jantung yang berobat ke poliklinik, sementara ketersediaan tenaga ahli tidak
memadai. Untuk itu, kami dari Unit Layanan Pengaduan telah membicarakan hal
tersebut dengan manajemen dan sebagai solusi jangka pendek, jadwal konsultasi
dan berobat dengan dokter spesialis jantung diatur sedemikian rupa,” katanya.
Sedangkan keluhan yang bisa
diatasi segera, seperti persoalan fasilitas, itu bisa kami koordinasikan segera
kepada bagian Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS). Dan, terkait
keluhan yang tidak bisa diatasi segera, seperti sistim yang saling terkait
antara instansi, maka akan dikoordinasikan.
“Misal, kesalahan teknis,
jaringan dan koneksi pendaftaran error, maka kami perlu berkoordinasi dengan
pihak BPJS. Solusi cepat, biasanya dilakukan sistim pendaftaran manual, begitu
pula dengan pendaftaran melalui SMS center, kadangkala server error. Hal ini
terkait dengan Diskominfo kota Payakumbuh, jadi kami juga berkoordinasi untuk
mengatasi masalah,” terang Sulasmi.
Sebelumnya, Direktur Utama RSUD
dr Adnaan WD dr. Efriza Naldi, Sp.OG, mengungkapkan, manajemen rumah sakit
berniat membangun Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang efisien,
agar bisa mengatasi berbagai persoalan penghambat layanan.
“Untuk menjawab berbagai
persoalan dan sistim antrian dimaksud, tentunya kita membutuhkan kehadiran
teknologi digital yang mana dirumah sakit dikenal dengan SIMRS. Namun, saat ini
kita akui juga keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam pengakuannya, dr.Efriza
Naldi mendapat dukungan dari Riza Falepi, Walikota Payakumbuh, agar RSUD dr
Adnaan WD segera mewujudkan SIMRS, dan bahkan kalau bisa RSUD dr Adnaan WD
menjadi percontohan instansi lain dalam penerapan layanan berbasis teknologi.
Masih dalam keterangan dr.Efriza
Naldi,Sp.OG untuk percepatan pembangunan SIMRS, bukan semudah membalikkan
telapak tangan, tapi juga butuh perencanaan matang, serta anggaran yang
memadai, dan pastinya bisa dikelola secara mandiri melalui SDM internal RSUD dr
Adnaan WD. “Kedepannya kami akan mencoba dan berusaha untuk mewujudkan layanan
berbasis teknologi SIMRS tersebut, bekerjasama dengan Diskominfo,” tutupnya. (Rahmat
Sitepu)