N3 Payakumbuh - Kepala Kankemenag
Payakumbuh Asra Faber didaulat menjadi pembina upacara di SMAN 5 Payakumbuh,
baru-baru ini didampingi Kasi Pais Sri Yusnita dan Pengawas Pendidikan Agama
Islam (PAI) Joni Indra.
Di hadapan 496 siswa dan 48
tenaga pendidik dan kependidikan, Asra Faber mengajak siswa untuk selalu
menjunjung tinggi nilai akhlakul karimah. "Anandaku saat ini, sudah tumbuh
menjadi seorang siswa dan seorang remaja, bagaimana perjuangan orangtua
sehingga ananda bisa seperti ini, harus tetap menjadi ingatan yang akan
mencambuk jiwa raga untuk selalu menjadi yang terbaik. Menjadi yang berguna dan
kebanggaan mereka," harap Asra.
Bagaimana caranya, lanjut Kakan
Kemenag, tentu saja dengan belajar dengan giat sehingga nilai rapor dan ujian
yang baik adalah salah satu bentuk pengabdian kita terhadap mereka. Dalam
membentuk sebuah karakter yang baik, nilai adalah adalah kunci utamanya,
pelajaran umum adalah penunjangnya dan adat adalah harta kita serta jauhi
maksiat.
“Walau sekolah kita masih tahap
pertumbuhan, tapi SMAN 5 Payakumbuh adalah sekolah umum pertama yang menerapkan
boarding school di Payakumbuh. Walau sarana prasarana masih minim, namun jangan
meruntuhkan semangat untuk tampil menjadi yang terbaik. Dalam situasi kekinian,
setidaknya ada 3 bahasa yang mesti ananda kuasai dalam mengarungi kehidupan
dunia untuk akhirat, yakni Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional dan Bahasa Arab sebagai bahasa agama
islam," pesan Asra Faber di amanatnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 5
Payakumbuh Efda Sofliarni, mengatakan kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu
(4/4), SMAN 5 Payakumbuh termasuk sekolah yang baru tumbuh. Sekolah kita ini
terletak berbatas dengan Kabupaten Limapuluh Kota dan tergolong masih jauh dari
kesempurnaan. Butuh kerja keras guna memajukan sekolah ini.
“Kita masih minim dalam sarana
prasarana, lihat saja kita belum punya sarana olahraga, halaman kita masih
tanah gunung yang saat diinjak nempel disepatu dan membuat lantai kita yang
putih berubah jadi kuning, sekolah ini juga merupakan jalur arus air dari
ketinggian Tangah Padang. Selain hal tersebut situasional, sekolah kita juga
belum memiliki pagar, sehingga siapa saja bisa masuk dari mana saja. Dan ini
adalah target besar kita ke depan”, tambahnya.
Dilanjutkannnya, sarana
transportasi umum menuju kampus boarding school kita ini juga sangat minim.
Seringkali ada siswa yang terlambat, terutama yang tidak punya kenderaan.
Sehingganya siswa tersebut kita sarankan untuk bergabung dengan program
boarding school.
“Kita punya asrama untuk
penunjang boarding school lengkap dengan 5 orang pengasuhnya. Kita tetap
berupaya mengajukan proposal bantuan, baik di tingkat kota, provinsi dan
nasional. Semoga dalam waktu dekat, sekolah kita dapat kita percantik luar
dalam. Baik kompetensi guru dan prestasi siswa pada PBM," terang Efda
Sofliarni. (Rahmat Sitepu)