N3 Payakumbuh – Pemko Payakumbuh dalam
rangka utuk kepentingan memajukan pariwisata kuliner malam ditambah dorongan
dari pedagang maupun masyarakat, maka dibangun toilet yang representatif di
dekat pusat kuliner Payakumbuh.
“Kuliner malam sudah membangun
ekonomi masyarakat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Payakumbuh.
Bahkan banyak restoran itu sudah 24 jam di Payakumbuh termasuk pedagang kaki
lima yang selama ini menikmati rezeki dari kuliner malam,” ujar Walikota
Payakumbuh Riza Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku, beberapa waktu lalu.
Riza mengatakan kuliner malam
membutuhkan toilet yang representatif. Toilet yang mirip dengan toilet di
Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 yang tetap dijaga secara bergantian. Ada
petugas yang selalu menjaga dan merawat kebersihannya.
“Tidak benar itu istilah toilet
internasional. Yang benar toilet yang representatif. Apanya yang internasional?
Di Eropa orang cebok pakai tisu. Lebih bagus kita orang Islam pakai air. Saya
tidak sreg dengan istilah internasional. Lebih bersih kita orang muslim
daripada bule itu,” katanya.
Riza menambahkan pada toilet
nantinya juga akan dibuatkan taman yang sejalan dengan rencana pelebaran Jalan
Sudirman. Riza ingin lokasi tersebut ditata menjadi pusat kota yang lebih asri
dan rapi.
“Kita lihat saja, di depan kantor
pos dan bupati lama saja sudah sedikit berubah, sudah rapi walaupun itu belum
cukup. Kita ingin rapikan dan lebarkan jalannya semua. Ini bagian dari design
itu semua,” tuturnya.
Riza menyampaikan selama ini
Kementerian Pariwisata sudah mempertanyakan kondisi toilet di Sumbar yang pada
umumnya bermasalah dan jorok.
“Mungkin yang dibayangkan oleh
mereka yang menolak adalah seperti WC kebanyakan itu. Padahal yang kita bangun
adalah toilet yang begitu nyaman dan harum. Kita tempatkan petugas kebersihan
empat orang di sana secara bergantian,” ujarnya.
Untuk masalah lokasi Riza
mengatakan tanah untuk membangun itu tidak ada lagi melainkan di tempat
tersebut. Seluruh tanah yang ada di pasar sudah ditempati pedagang dari dulu dan
ia tidak ingin menyuruh mereka pindah. “Mereka juga cari makan dan kasihan
kalau kita usir. Walaupun hanya berupa kios maupun los,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas
Koperindag Payakumbuh Dahler mengatakan keberadaan toilet tersebut ditujukan
untuk melayani kuliner malam Payakumbuh, namun pemanfaatannya sebenarnya lebih
banyak untuk kepentingan sekolah. “Jam sekolah dipakai untuk siswa dan guru,
bahkan sebagai penunjang UKS,” katanya.
Dahler menyampaikan bahwa toilet
yang dibangun adalah toilet yang modern, berspesifikasi tersendiri dan
pelayanan yang memadai. “Kebersihannya terus dijaga oleh petugas cleaning
service dari pagi sampai malam. Seperti di bandara. Setiap satu dua yang masuk
langsung dibersihkan dan dikasih pengharum,” ujarnya..(Rahmat Sitepu)