N3 Payakumbuh - Begitu berat penderitaan kehidupan yang
dialami anak-anak Palestina. Dibawah
bayang-bayang penjajah Zionis mereka tumbuh dan berkembang diantara desingan
peluru, ledakan bom, dan penangkapan tanpa diadili dan jauh dari peri
kemanusiaan. Dunia hanya bisa menonton dan memandang dengan standar ganda
terhadap krisis kemanusiaan di negeri Syam, Palestina.
Meskipun demikian, anak-anak
Palestina tetap bisa bertahan hidup. Perasaan takut dan trauma, sepertinya
tidak begitu berpengaruh kepada mereka, seakan-akan situasi tersebut sudah biasa
dan santapan sehari-hari. Ternyata rahasianya adalah menanamkan akidah yang
kuat kepada anak-anak sedari kecil, yang membuat mereka menjadi manusia yang
tangguh dan berani.
Hal tersebut terungkap saat Ani
Rukmini, seorang pakar parenting nasional dan konsultan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang memberikan materi pola pengasuhan
anak sedari dini hingga remaja. Dan mengambil sampel tentang kehidupan
anak-anak dari negeri Syam, bumi penuh berkah, Palestina, kepada ratusan
peserta seminar parenting yang memadati Rumah Dinas Wakil Walikota, Jln.
Pahlawan Sawah Padang, Sabtu (18/11).
Kegiatan yang terselenggara
berkat kerjasama Pemko Payakumbuh yang dibidani Bagian Kesra dengan International
Aqsha Institute Sumatera Barat tersebut dibuka secara resmi oleh walikota yang
diwakili Kepala Bagian Kesra Setdako, Ipendi.
Dalam sambutannya Ipendi
menyampaikan bahwa anak adalah amanah, titipan Ilahi yang harus dijaga dan
dipelihara, tumbuh kembangnya menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia.
"Anak adalah anugerah
sekaligus amanah (titipan) dari Allah
kepada setiap orang tua. Tentu tumbuh kembang mereka menjadi pribadi yang baik
dan berakhlak mulia adalah kewajiban bagi yang diberi amanah untuk
mewujudkannya, " kata Ipendi mengawali sambutan Walikota.
Kemudian Ipendi melanjutkan,
bagaimana pun situasi yang kita hadapi. tumbuh kembang anak seharusnya tidak
mengalami gangguan yang berarti. Seperti halnya dengan kejadian yang menimpa
saudara-saudara seiman di Palestina.
"Kita bisa melihat,
bagaimana nasib anak-anak yang terlahir di Palestina? Mereka tentu mempunyai
beban psikis dan mental tersendiri akibat perang yang terjadi disana. Mereka
telah kehilangan masa kanak-kanak, yang seharusnya bisa mereka nikmati dengan
keriangan dan kehangatan. Secara kasat mata tentu hal tersebut terlihat
demikian. Akan tetapi semua itu tidak sepenuhnya seperti bayangan di benak
kita, anak-anak Palestina tetap bisa hidup dengan kekuatan yang luar biasa. Orang
tua mereka memberikan bimbingan dan motivasi yang hebat untuk melawan kezaliman
dunia dengan kekuatan iman, yang akan sangat menentukan masa depan si
anak. " ujar Ipendi.
Diakhir sambutannya, Ipendi juga
berharap melalui kegiatan tersebut dapat membuka cakrawala peserta dalam
memperkaya keilmuan dalam bidang pola asuh anak.
"Dengan adanya kegiatan ini,
peserta dapat membuka cakrawala dan memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang
pola pengasuhan anak. Dan bisa diterapkan di dunia pendidikan, keluarga, dan
masyarakat kita, "tukuk Ipendi.
Seminar parenting tentang pola
pengasuhan anak ini selain dihadiri Kabag Kesra juga dihadiri oleh sejumlah
pimpinan OPD dan diikuti sekitar 300
orang peserta dari berbagai unsur, di antaranya pengurus TP PKK, GOW,
dan P2TP2A Payakumbuh, kepala sekolah se-kota Payakumbuh, utusan dari majelis
taklim dan undangan lainnya. Acara ditutup dengan penggalangan dana bantuan untuk muslim Palestina..(Rahmat
Sitepu)