N3 Payakumbuh - Pada iven Payakumbuh Botuang
Festival 2017 ini yang direncanakan akan dibuka secara resmi oleh Wakil
Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik
Efendi, dan pejabat Payakumbuh lainnya. Pembukaan ini akan dimeriahkan dengan kolaborasi
Minanga Pentagong dengan kesenian khas Payakumbuh, Sikatuntuang.
Andi Mardelim, salah seorang
koreografer muda Payakumbuh yang terlibat dalam pertunjukkan ini menjelaskan
bahwa kesenian Sikatuntuang ini akan dimainkan oleh Bundo Kanduang atau kaum
perempuan. Kemudian nantinya juga akan ada pertunjukkan tari kolosal dari anak
Nagori Aua Kuniang.
"Kesenian Sikatuntuang ini
merupakan alat penumbuk padi yang menghasilkan bunyi-bunyian dan diikuti oleh
belasan Bundo Kanduang. Intinya nanti akan disuguhkan pertunjukkan kesenian
yang akan menghibur pengunjung di Puncak Panorama Ampangan," kata Andi
Mardelim didampingi Siska Aprisia.
Andi Mardelim menambahkan bahwa
selain pertunjukkan musik, seni, dan sastra juga akan ditampilkan Silek Bagoluk
Lunau dari Bengkel Seni Minanga Center. Silek Bagoluk Lunau ini dimainkan oleh
empat anak nagori Payakumbuh yaitu Aji Perdana, M. Farid Yonaf, Shobry
Dayulisman, dan Dio Reza Fahlevy.
"Silek Bagoluk Lunau ini
merupakan kearifan lokal mengangkat Tradisi Silek Tuo yang dimainkan di sawah
dalam rangka memeriahkan pasca panen," kata Andi.
Kemudian, Iyut Fitra, salah
seorang kurator PBF 2017 mengatakan selain pertunjukkan musik juga ada
penampilan penyair Irmansyah, Sosiawan Leak, Isbedy Stiawan ZS. Pengunjungnya
dikatakannya akan merasakan sensasi berbeda saat berada di puncak Panorama
Ampangan sambil menyaksikan penampilan musik yang alatnya terbuat dari bambu
dan mendengarkan pembacaan puisi dari penyair kawakan.
"Nanti saya bersama penyair
lainnya seperti Irmansyah, Sosiawan Leak, Isbedy Stiawan ZS akan tampil
membacakan puisi-puisi di puncak Panorama Ampangan. Semoga Panorama Ampangan
ini juga diharapkan dapat menjadi objek wisata unggulan di Payakumbuh,"
kata Iyut Fitra.
Sebelumnya, Payakumbuh Botuang
Festival ini telah diawali dengan serangkaian festival lainnya sejak Minggu 26
November 2017 lalu hingga Selasa 28 November 2017 lalu. Selain itu juga
dilaksanakan juga Focus Group Discussion (FGD) bersama pecinta bambu dengan
narasumber Astuti Masdar, seorang akademisi yang fokus terhadap bambu.
"Payakumbuh Botuang Festival
ini diawali dengan Festival Kuliner Payakumbuh dimana dihadirkan makanan khas
Payakumbuh yang ada di daerah-daerah dan Payakumbuh Street Festival yang
merespon komunitas anak muda Payakumbuh. Kemudian juga ada Payakumbuh Night
Festival yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jembatan Ratapan Ibu.
Dimana tujuannya adalah mengenang kembali sejarah Jembatan Ratapan Ibu melalui
pertunjukkan musik dan sastra," ujarnya. (Rahmat Sitepu)