N3 Payakumbuh -
"Tahun 1946,
Saya bersekolah di Sekola Rakyat
Muhammadiyah Simpang Bunian.
Say tinggal di Labuah Basilang
arah ke Sicincin,
Dua kali sehari Saya melewati
Jembatan Batang Agam,
Airnya mengalir jatuh deras ke
bawah,
Bila hari Minggu, Saya memandikan
kuda bendi di Batang Agam......."
Itulah petikan pembuka dalam
sajak Papa Rusli Marzuki Saria berjudul Jembatan Batang Agam Jembatan Ratapan
Ibu dan Rindu Membawaku Lagi dalam Payakumbuh Night Festival yang berlangsung
di Jembatan Ratapan Ibu, Selasa 28 November 2017. Selain Papa Rusli, juga
dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Ketua Komisi V DPRD Sumbar Supardi,
Penyair Adri Sandra dan Syarifudin Arifin.(28/11)
Payakumbuh Night Festival masih
merupakan rangkaian acara Payakumbuh Botuang Festival yang akan dihelat pada
1-2 Desember 2017 mendatang. Dalam Payakumbuh Night Festival ini, masyarakat
Payakumbuh disuguhkan dengan literasi Sastra dan Sejarah tentang Jembatan
Ratapan Ibu, saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia di Payakumbuh.
Abdallah Rahman Razik, penggagas
dan tim kreatif Payakumbuh Botuang Festival mengatakan Payakumbuh Night
Festival ini sekaligus membawa masyarakat kembali mengenang sejarah yang ada di
Payakumbuh. Kemudian juga menghibur masyarakat Payakumbuh dengan alunan musik
di tepi Sungai Batang Agam.
"Payakumbuh Night Festival
ini menjadi salah satu upaya agar masyarakat Payakumbuh khususnya generasi muda
tetap mengenang jasa para pahlawan yang gugur di Jembatan Ratapan Ibu. Selain
itu juga menggabungkan literasi sejarah dengan balutan sastra yaitu Puisi
bertemakan perjuangan," kata Rahman didampingi Yusra Maiza.
Dalam kesempatan tersebut,
Penyair Adri Sandra tampil membacakan berjudul Peniup Seruling Kejadian dan
Syarifudin Arifin yang membacakan dua puisi yaitu Dia Bukan Pahlawan Sayangku
dan Memahat Ibu.
Selain pembacaan puisi,
Payakumbuh Night Festival ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik tradisi
dari Diafora dan komposisi musik dari Digothal. Kemudian juga dihibur dengan
musik dari Ciello, Ahmed Djamend Project.
Saufal Hadi, salah seorang
pengunjung mengatakan dirinya mengapresiasi upaya dari tim kreatif Payakumbuh
Botuang Festival dan pemerintah yang terlibat menyelenggarakan iven ini.
Pasalnya, selama ini tidak ada iven yang mengangkat tema sejarah dan merespon
Jembatan Ratapan Ibu yang selama ini berada di Payakumbuh.
"Saya cukup terharu dengan
iven ini karena kebetulan Tugas Akhir (TA) kuliah saya tentang Jembatan Ratapan
Ibu ini. Semoga terus berlanjut iven yang berkaitan peristiwa bersejarah yang
ada di Payakumbuh serta melibatkan generasi muda. Sebab merekalah yang nantinya
akan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk Kemerdekaan Negara
ini," kata alumni ISI Padangpanjang jurusan Televisi dan Film usai acara.
Sebelumnya, menurut rencana juga
akan dihadiri oleh Walikota Payakumbuh dan Wakil Walikota Payakumbuh yang juga
tampil dalam membacakan puisi perjuangan. Namun hal tersebut urung terlaksana
karena tidak sedang berada di Kota Payakumbuh.
Payakumbuh Botuang Festival 2017
ini sendiri akan berlangsung di Panorama Ampangan dan menghadirkan seniman
kelas dunia seperti Sambasunda, Talago Buni, dan Taufik Adam. Serta penampilan
artis Ibukota Citra Scholastika dan band dari Gubernur Sumbar yaitu IP Band.(Rahmat
Sitepu)