N3, Bogor ~ Kepala Kepolisian Jawa Barat Irjen Pol, Anton Charliyan hadiri Sidang Terbuka Senat Universitas Langlangbuana Wisuda Diploma III Sarjana dan Magister Ke – 30, Gelombang II Tahun Akademik 2016 – 2017, Di Gedung Wisma Buana, Jalan Karapitan Bandung, Sabtu (29-07-2017) Pagi.
Dalam sambutannya, di hadapan para wisudawan dan tamu undangan, Kapolda mengatakan, bahwa Mahasiswa adalah mahanya para siswa yang seharusnya memberikan pelajaran kepada adik adiknya agar berperan aktif membantu pihak pemerintah membantu aparat kepolisian menjaga situasi kamtibmas.
Namun kata dia, belakangan ini banyak pelajar yang terlibat aksi tawuran, tapi yang mengherankan, adanya mahasiswa yang seharusnya menjadi teladan memberikan contoh kepada adik adiknya, namun juga ikut terlibat tawuran.
“Tapi Alhamdulillah tidak terjadi disini (Universitas Langlangbuana)” kata Anton Charliyan yang di sambut aplaus meriah dari tamu undangan.
Padahal, kata jendral bintang dua itu, sejak dahulu kala di tatar Sunda ada budaya yang disebut Gotrayudha, budaya Gotrayudha, adalah budaya Sunda yang artinya tidak boleh bertikai terhadap sesama, berdasarkan budaya tersebutlah, kata dia, yang menjadikan Sunda tidak terpecah dari abad ke 13 sampai tahun 1579.
“Gotrayudha itu artinya dilarang bertikai sesama sendiri, barang siapa pun juga yang bertikai pada masa itu, meski pun dia seorang raja, maka akan di turunkan” Jelasnya.
Jadi budaya damai itu adalah budaya orang Sunda yang juga harus dibawah oleh keturunan orang orang Sunda, marilah kita kembangkan bermula dari kearifan lokal, karena kearifan lokal kita itu adalah cinta damai.
“Hal tersebut dikuatkan dengan sebuah prasasti yang ada di Kawali yang di tulis oleh Prabu Wastu Kencana yaitu membangun kekuatan dengan kedamaian hati membangun kekuatan dengan kerendahan hati, artinya kita baru bisa kuat kalau kita damai, kita baru bisa kuat kalau kita rendah hati” jelas mantan Kadiv Humas Polri tersebut.
“Makanya kalau ada orang Sunda tidak Cinta damai, apalagi lulusan Langlangbuana yang merupakan cikal bakal Prabu Siliwangi, tidak cinta Damai,itu bukan orang Sunda, itu tidak mengerti filosofi Sunda” Imbuh Anton Charliyan di akhir sambutannya. (Rel Hms/Heri Siswanto)
Dalam sambutannya, di hadapan para wisudawan dan tamu undangan, Kapolda mengatakan, bahwa Mahasiswa adalah mahanya para siswa yang seharusnya memberikan pelajaran kepada adik adiknya agar berperan aktif membantu pihak pemerintah membantu aparat kepolisian menjaga situasi kamtibmas.
Namun kata dia, belakangan ini banyak pelajar yang terlibat aksi tawuran, tapi yang mengherankan, adanya mahasiswa yang seharusnya menjadi teladan memberikan contoh kepada adik adiknya, namun juga ikut terlibat tawuran.
“Tapi Alhamdulillah tidak terjadi disini (Universitas Langlangbuana)” kata Anton Charliyan yang di sambut aplaus meriah dari tamu undangan.
Padahal, kata jendral bintang dua itu, sejak dahulu kala di tatar Sunda ada budaya yang disebut Gotrayudha, budaya Gotrayudha, adalah budaya Sunda yang artinya tidak boleh bertikai terhadap sesama, berdasarkan budaya tersebutlah, kata dia, yang menjadikan Sunda tidak terpecah dari abad ke 13 sampai tahun 1579.
“Gotrayudha itu artinya dilarang bertikai sesama sendiri, barang siapa pun juga yang bertikai pada masa itu, meski pun dia seorang raja, maka akan di turunkan” Jelasnya.
Jadi budaya damai itu adalah budaya orang Sunda yang juga harus dibawah oleh keturunan orang orang Sunda, marilah kita kembangkan bermula dari kearifan lokal, karena kearifan lokal kita itu adalah cinta damai.
“Hal tersebut dikuatkan dengan sebuah prasasti yang ada di Kawali yang di tulis oleh Prabu Wastu Kencana yaitu membangun kekuatan dengan kedamaian hati membangun kekuatan dengan kerendahan hati, artinya kita baru bisa kuat kalau kita damai, kita baru bisa kuat kalau kita rendah hati” jelas mantan Kadiv Humas Polri tersebut.
“Makanya kalau ada orang Sunda tidak Cinta damai, apalagi lulusan Langlangbuana yang merupakan cikal bakal Prabu Siliwangi, tidak cinta Damai,itu bukan orang Sunda, itu tidak mengerti filosofi Sunda” Imbuh Anton Charliyan di akhir sambutannya. (Rel Hms/Heri Siswanto)