N3, Limapuluh
Kota - Sejumlah masyarakat di Jorong Landai, Nagari Harau, Kecamatan
Harau mendambakan pembangunan akses penghubung antar jorong di nagari
mereka. Terutama akses penghubung dari Jorong Landai - Harau hingga ke
Sungaidata, untuk pengembangan wilayah dan mempermudah akses perkebunan.
Ungkapan
itu disampaikan sejumlah warga Harau kepada Tim Safari Ramadhan II
Limapuluh Kota yang dipimpin Wakil Bupati Ferizal Ridwan.
"Kami mohon, kepada pemerintah daerah, untuk mengaspal jalan kami.
Karena jika hujan, anak-anak kami di Sungaidata terpaksa jalan kaki 3
kilometer di medan berlumpur ke sekolah," kata tokoh masyarakat Harau, M
Iqbal di masjid.
Ini disebabkan, karena
Jorong Sungaidata yang berbatas langsung dengan Kubang Balambak masih
tertinggal dari segi infrastuktur. Seperti fasilitas sekolah, puskesmas
atau masjid tidak ada di jorong berpenduduk sekitar 100 KK tersebut.
Sehingga, warga Sungaidata yang mayoritas berprofesi petani perkebunan,
terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka ke Jorong Landai.
Selain
fasilitas umum, para jamaah masjid Muslimin Jorong Landai menyebut,
akses penghubung antar jorong di Harau sudah terbengkalai sejak lama.
Pembangunan akses jalan aspal hotmix baru menyasar ke batas jorong
Landai. Tiga jorong lainnya terpisah-pisah karena tidak dibangunnya
infrastuktur penghubung.
Agar bisa mencapai ke
pusat administrasi pemerintah nagari yang terletak di Jorong Harau,
warga Jorong Landai dan Sungaidata terpaksa harus menempuh jalan hingga
35 kilometer melewati Rest Area ke Kelok IX. "Padahal, kalau dibangun
jalan penghubung antara Landai-Sungaidata hanya 3 kilometer. Begitu pula
Landai-Harau (Aka Barayun) hanya sekira 4 kilometer," tambah Sekretaris
Nagari Harau, Firdaus.
Wali Nagari Harau,
Syukriandi, berharap pemkab Limapuluh Kota lebih memprioritaskan
pembangunan infrastuktur di Harau, mengingat nagari tersebut termasuk
dalam kategori nagari paling tertinggal di Sumatera Barat. "Kami juga
membutuhkan, adanya program penguatan ekonomi masyarakat dari pemerintah
daerah, guna menekan angka kemiskinan di nagari kami," sebut Wanag.
Menjawab
pelbagai aspirasi warga dan para tokoh masyarakat, Wabup Ferizal Ridwan
meminta agar perangkat nagari memasukkan segala kebutuhan prioritas
masyarakat di dalam RKP dan RPJM nagari. Jika prioritas kebutuhan sudah
dituangkan ke RKP/RPJM melalui Musrenbang, Pemkab melalui OPD terkait
tinggal menyesuaikan semua usulan sesuai platfon anggaran.
"Paling
tidak, jika tidak terakomodir tahun 2017 ini, tolong dimasukkan di
dalam RKP 2018. Kita mengakui, masih banyak usulan nagari yang belum
dapat terakomodir, karena keterbatasan APBD kita. Tapi, pun begitu, kami
akan tetap berupaya memberi penguatan, sesuai kemampuan dan jaringan
kita ke kementrian di Jakarta," jawab Ferizal.
Ferizal
juga meminta, perangkat nagari dan Bamus "mensterilkan" pembebasan
lahan jika nanti akses jalan di tiga jorong sudah masuk dalam prioritas
anggaran. Termasuk untuk pembangunan fasilitas umum, seperti sekolah,
puskemas atau masjid. Pemerintah nagari, lanjutnya, seyogianya perlu
membuatkan Pernagnya, sebagai alas hak atas persyaratan proyek
infrastuktur.
Menurutnya, Nagari Harau
memiliki potensi yang cukup besar buat dikembangkan. Seperti pada bidang
pariwisata, perkebunan gambir, hingga peternakan ikan. Untuk
pariwisata, katanya, Lembah Harau bersama Kelok IX sudah ditetapkan
sebagai destinasi wisata Sumbar. "Tinggal kita fokus, bersama-sama
membuat inovasi untuk pengembangannya," tutur Wabup.
Selain
Wabup selaku tim, turut hadir dalam kegiatan Safari Ramadhan itu, Camat
Harau Deki Yusman, Sekretaris Dinas PU-PR dan Tata Ruang, Yulianto, Plt
Dinas PMDN, Usman, Kasubag Humas Marjohan, Kasi Trantib Satpol PP,
Adriwan, Kabid Dinas Pendidikan Kebudayaan, Kabid Dinas Perikanan hingga
sejumlah staf Bagian Kesra dan Humas. (Rahmat Sitepu)