N3, Bandung ~ Presiden Joko Widodo meminta Jawa Barat untuk meningkatkan
perekonomian agar bisa membuka lapangan kerja baru bagi angkatan kerja
yang masih menganggur. Jokowi mengakui bahwa Jabar merupakan salah satu daerah penjangga
Ibukota Jakarta, memiliki posisi yang strategis dan memiliki keterkaitan
ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi hingga angka 5,67 persen
pada 2016.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)
mengakui bahwa angka pengangguran naik tipis yaitu sekitar 8,8 persen
pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar 8,72 persen.
Namun, dikatakan orang nomor satu di Jabar ini, pada saat yang sama
angka kemiskinan mengalami penurunan. "Jadi semua indikator-indikator
makro itu tumbuh positif kecuali di pengangguran naik,"katanya kepada
wartawan usai mengikuti sidang Paripurna LKPJ Gubernur Jabar akhir tahun
2016 di gedung DPRD Jabar, Bandung.
Aher menegaskan bahwa seluruh indikator makro di Jabar pada 2016
menunjukan perkembangan yang baik kecuali di angka pengangguran.
"Saya kira di angka pengangguran tentu penyebabnya holistik, bisa
eksternal, bisa kebijakan pusat, bisa kebijakan provinsi maupun
kebijakan Kabupaten/Kota, karena keseluruhannya menyatu satu sama
lain,"jelasnya
"Kita juga akan melakukan evaluasi karena baru kali ini karena
tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi tapi pada saat yang sama di tahun
2016, kita mendapatkan angka pertumbuhan paling tinggi di pulau Jawa
mengalahkan DKI Jakarta,"tambahnya.
Aher memaparkan, angka kemiskinan di Jabar pada tahun 2016 mengalami
penurunan yang tajam. Sedangkan untuk pendidikan juga mengalami kenaikan
yang tajam. Terbukti, angka partisipasi SD di atas 100% SMP mencapai
lebih dari 98 persen dan SMA 62 persen dengan hitungan baru yang
ditetapkan UNESCO.
"Sekali lagi angka-angka makro kita naik, sedikit penurunan di angka
pengangguran. Mudah-mudahan situasinya bukan trend, dan di semester I
2017 bisa kita atasi dengan mengoptimalkan investasi,"paparnya.
Aher menilai kondisin tersebut terbilang unik. Sebab, pada tahun
2016 Jabar mendapatkan investasi tertinggi di Indonesia yang seharusnya
mampu menyerap pengangguran
"Ini agak unik ya, ada apa dengan investasi, jangan-jangan investasinya di sektor padat modal dan bukan padat karya,"paparnya.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar ke depannya akan
mengkaji kondisi tersebut sehingga bisa mengarahkan investasi yang
semata-mata modalnya masuk tapi tidak berdampak pada ketenagakerjaan.
Sementara itu, terkait penyerapan anggaran, Aher menegaskan semua OPD
secara maksimal mampu menyerap anggaran karena Jabar tertinggi
penyerapan anggaran yang mencapai 93,60 persen. "Ini belum pernah ada di dalam sejarah, Jabar tertinggi diantara provinsi yang lain di Indonesia,"pungkasnya. (MAT)