N3, Internasional ~ Selain bertemu dengan Li Ka-shing, seorang pengusaha, investor, dan
juga filantropis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara dengan para
pengusaha dan investor di Hong Kong, di Grand Ballroom Hotel Conrad,
Hong Kong, Senin (1/5).
Dalam pertemuan itu, Presiden meyakinkan bahwa peluang investasi di
Indonesia sangat terbuka lebar. Selain itu, Presiden juga menyampaikan
upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk semakin
memantapkan posisi Indonesia sebagai negara yang ramah investasi.
Ia menyampaikan hasil pertemuannya dengan Li Ka-shing, Senin (1/5). Ia menyebutkan, Li yang memang biasa disebut sebagai ‘Superman’ karena kelihaiannya dalam berbisnis, menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia.
“Tentu saja Superman selalu menjadi yang pertama untuk melihat sebuah
peluang,” kata Presiden menanggapi investasi Li sekitar sepuluh tahun
lalu itu yang lagi-lagi membuat suasana menjadi riuh.
Peluang investasi yang ada di Indonesia, lanjut Presiden, tentu
diiringi dengan sejumlah upaya pemerintah untuk membuat kemudahan
berusaha di Indonesia menjadi semakin baik. Hal yang paling ditekankan
dalam sejumlah upaya tersebut ialah mengenai reformasi.
“Bagi Indonesia, kami ingin tetap berfokus. Dan fokus kami saat ini adalah reformasi,” tegas Presiden.
Reformasi yang pertama dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat
dirinya mulai menjabat sebagai Presiden Indonesia ketujuh ialah
pengurangan dan realokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Tidak
tanggung-tanggung, sebesar 80 persen subsidi tersebut dialihkan untuk
hal-hal lain yang dirasakan lebih bermanfaat.
“Ini nilainya sekitar 15 miliar dollar AS per tahun fiskal untuk
kemudian kami alokasikan ke layanan kesehatan, pendidikan, dan utamanya
pembangunan infrastruktur,” ungkap Presiden.
Melalui anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur
itu, lanjut Presiden, pemerintah kemudian menjalankan program
pembangunan infrastruktur terbesar sepanjang sejarah pembangunan
Indonesia.
“Proyek listrik 35 gigawatt, 1.000 kilometer jalan tol, 3.258
kilometer jalur kereta api, 15 bandara baru, 10 pengembangan bandara
yang ada, serta 24 pelabuhan baru dan pengembangan pelabuhan yang ada,”
kata Presiden memerinci proyek-proyek infrastruktur yang sedang
dikerjakan.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan kepada para hadirin mengenai
penghapusan sekitar 3 ribuan peraturan daerah yang mempersulit
investasi. Demikian halnya dengan kebijakan pengampunan pajak yang
kemudian menjadi salah satu kebijakan pengampunan pajak tersukses
sepanjang sejarah.
“Berkat sejumlah upaya itu, tahun lalu kami memperbaiki peringkat
kami di indeks Kemudahan Berusaha Bank Dunia sebanyak 15 peringkat. Dari
peringkat 106 ke peringkat 91,” kata Presiden seraya menambahkan bahwa
target selanjutnya ialah untuk berada pada posisi 40 besar dalam daftar
tersebut.
Dengan sejumlah upaya dan capaian pemerintah tersebut, Presiden
Jokowi menegaskan, tersedia banyak peluang investasi di Indonesia.
“Pembangunan infrastruktur yang terus digencarkan pemerintah hingga
sekarang mampu menjadikan sejumlah wilayah Indonesia semakin terhubung.
Tentu saja, peluang di sektor pariwisata akan semakin besar,” papar
Presiden.
Presiden Jokowi juga menyampaikan, bahwa surga di Indonesia bukan
hanya Bali. “Dengan akses infrastruktur yang semakin baik, kami telah
meluncurkan sebuah program yang disebut ‘Sepuluh Bali Baru’. Seperti
misalnya Raja Ampat di Papua, Mandalika di Lombok, dan Pulau Komodo,”
terang Presiden, Presiden memperkirakan bahwa di tahun-tahun mendatang, Indonesia akan
segera kebanjiran investasi pada pembangunan hotel, resor, distrik
pariwisata, dan sejumlah pusat aktivitas lainnya.
“Saya juga melihat peluang yang luar biasa bagi industri keuangan
Hong Kong. Saya percaya, di Asia, pembiayaan infrastruktur akan menjadi
peluang pasar modal terbesar selama beberapa dekade ke depan,” ujar
Presiden.
Dengan sejumlah upaya yang terus dilakukan pemerintah Indonesia dan
juga kemampuan investasi yang dimiliki Hong Kong, Presiden Joko Widodo
berharap agar para investor Hong Kong tertarik untuk menanamkan
investasinya di Indonesia.
Ia juga meyakinkan bahwa pihaknya akan senantiasa melakukan perbaikan
dari segala sisi untuk semakin menjadikan Indonesia sebagai negara
ramah investasi.
“Kami di Indonesia akan terus menyambut Anda dengan reformasi yang
lebih kuat dan kemajuan yang lebih cepat dari sebelumnya,” pungkasnya.
(BPMI Setpres/ES)