N3, Limapuluh Kota -
Sekelompok anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Riders Besi
Tua (RBT) nampak beriringan dengan mengendarai sepeda motor jadul menuju
pangkalan – lokasi bencana banjir di kabupaten Limapuluh Kota. Motor
jadul yang biasa disebut “astuti” (astrea tujuh tiga) yang “dipaksa”
tetap hidup dan masih bisa dikendarai perlahan-lahan akhirnya sampai di
Rogeh.
Seperti
yang telah di beritakan dalam
http://www.nusantaranews.net/2017/03/rumah-hanyut-satu-keluarga-mengungsi.html
dari base camp RBT di jalan anggrek 1 terminal Koto nan Ompek
Payakumbuh mereka mendatangi lokasi korban bencana tersebut. Disana
telah menunggu sekitar 50-an keluarga yang menunggu bantuan yang mereka.
Komunitas
RBT ini membawa 57 paket sembako serta pakaian layak pakai yang
nantinya dapat dipergunakan oleh korban bencana banjir di Rogeh
Pangkalan ini. “Bantuan ini di himpun dari badoncek anggota komunitas
RBT serta dari sumbangan masyarakat sekitar base camp’, ungkap Ketua RBT
Fisol Gusnandar.
“Untuk
dapat membantu meringankan beban korban bencana banjir ini kami rela
tidak merokok atau berhenti merokok untuk dapat mengumpulkan dana untuk
membeli sembako. Sebanyak 21 anggota kami yang kebanyakan pelajar SLTA
ini komit untuk tidak lagi merokok karena hanya membuang buang uang
saja. Lebih baik digunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang jadi
korban bencana banjir di Pangkalan, terang Fisol didampingi anggotanya,
Arif, Wafiq, Wawan, Randi, Teddy serta lainnya.
Wendi
Chandra Dt, Marajo anggota komisi 1 DPRD Kabupaten Limapuluh Kota
ketika dimintai komentar nya oleh www.nusantaranews.net terkait aksi
ini, mengungkapkan apresiasi yang tinggi kepada Komunitas Rider Besi Tua
ini. “Patut jadi teladan bagi kita, karena mereka rela berhenti merokok
untuk dapat mengumpulkan dana buat korban bencana banjir di Pangkalan
khususnya dusun Rogeh. Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota hendaknya
dapat mengambil pelajaran dari aksi mereka”, ujarnya.
Diharapkan
kepada pemerintah kabupaten untuk segera melaksanakan tindakan pasca
bencana terutama rehabilitasi fasilitas umum, seperti bangunan sekolah
beserta mobilernya karena mereka akan melaksanakan ujian nasional.
“Kita tidak ingin proses belajar mengajar mereka terganggu karena
bencana banjir beberapa waktu yang lalu. Butuh perhatian ekstra dari
pemerintah kabupaten Limapuluh Kota bagi siswa siswa yang menjadi korban
bencana banjir terutama rehabilitasi trauma pasca bencana buat mereka
”, tegas Wendi Chandra. (Rahmat Sitepu)