N3, Kaltim ~ Selain menyoroti proyek tol, DPD RI juga mengunjungi pembangunan Bandara Samarinda Baru (BSB) kemarin. Proyek strategis di Benua Etam itu sedikit tersendat lantaran masalah keuangan. Anggota DPD asal Kaltim Aji Muhammad Mirza Wardana mengatakan, pembangunan proyek strategis di Kaltim mestinya bisa selesai sejak lama. Dia ingin mendorong semua pembangunan itu selesai dan segera bermanfaat bagi masyarakat. “Sebab, ini untuk keperluan masyarakat luas,” tegas dia.
Selain tol, Aji juga sudah menerima data progres dan kendala proyek BSB. Berdasarkan hal tersebut, ada bahan untuk mendorong proyek ini ke pemerintah pusat. Sebab, tanpa data tersebut dia tak bisa berbuat banyak di pusat.
Mirza mengatakan, anggaran pembangunan BSB selama ini ditanggung APBD Kaltim. Dia kagum terhadap Pemprov Kaltim. Bahwa hanya di Benua Etam yang membangun bandara dengan uang sendiri. Begitu pula dengan proyek jalan tol. “Kami ingin uang tambahan yang ditumpukan pada APBN bisa kami dorong. Kami yakin masih ada cara lain,” ujar dia.
Harapan itu, kata dia, bisa datang dari APBN Perubahan 2017 atau dari dana alokasi khusus (DAK). Langkah pertama mendorong di APBN murni, karena menurut dia belum ketuk palu sekitar awal Maret finalnya. “Masih bisa kami upayakan melalui DPR RI. Harapannya di APBN 2017 sudah bisa masuk,” ujar dia.
Sejumlah anggota DPD RI dari berbagai daerah menggelar kunjungan ke Kaltim untuk meninjau proyek. Setelah meninjau proyek jalan tol di Balikpapan dan BSB, dijadwalkan hari ini (13/2) rombongan meninjau aktivitas tambang batu bara di provinsi ini.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim Salman Lumoindong mengatakan, dengan kondisi satu taxi way saja, sudah memungkinkan BSB beroperasi. Meski saat ini, untuk merampungkan BSB masih kekurangan anggaran Rp 475 miliar. Namun, dia menegaskan, tanpa duit itu, bandara sudah bisa beraktivitas sesuai rencana.
Kata Salman, taxi way, avron, dan exit way sudah ada. Pagar pengaman tinggal tender. Sekitar 4 kilometer dari 12 kilometer keperluan pagar pengaman itu dipasang di titik rawan. Anggarannya dari APBD Kaltim sebanyak Rp 5 miliar.
Dikatakan Salman, para pekerja saat ini masih berfokus pada penyelesaian runway yang berada di lahan bekas rawa sepanjang 200 meter. Adapun saat ini total panjang landasan pacu BSB yang sudah diaspal 1.200 meter.
Dia menyebut, masih ada lahan yang masih dilakukan preloading sebanyak 600 meter. “Target 2018 awal sudah bisa operasional. Sementara target fisik rampung pada 2017,” tegas dia. Sebelumnya, Kepala UPBU Temindung Samarinda Usdek Luthermand mengatakan, untuk memenuhi keperluan total kekurangan sebanyak Rp 475 miliar mesti bertahap hingga 2019. “Cuma masalah waktu saja,” paparnya.
Lantas, apa sudah bisa beroperasi bila pekerjaan yang didanai APBD Kaltim selesai akhir tahun ini? Pria berkacamata itu menerangkan, untuk memindahkan aktivitas dari Bandara Temindung ke BSB sudah bisa tahun ini. Artinya, masih pesawat ATR 42 seri 400 yang melayani penerbangan, sama seperti saat beroperasi di Temindung.
Untuk rute pun hanya melayani kabupaten/kota di Benua Etam. Sebab, untuk membuka rute baru mesti menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). “Yang penting rute di Temindung dulu dipindahkan ke BSB,” ucap Usdek.
Sementara itu, untuk operasi penuh dan bisa didarati pesawat jenis Boeing 700-ER, ditargetkan akhir 2017 atau awal 2018. Sebelumnya rencana operasional penuh pada 2016. “Presiden bisa meresmikan. Pesawat kepresidenan sudah bisa mendarat di panjang runway (landasan pacu) 2.250 meter dan lebar 45 meter,” terang dia. (Sumber;Prokal)