N3, Padang ~ Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menilai bahwa
rasa sensitifitas umat Islam telah mulai hilang. Terlebih sejak
beberapa waktu belakangan ini, di saat Islam telah dilecehkan pihak
tertentu.
"Di saat ada yang mencoba mengkafirkan dan merusak umat
Islam, banyak umat Islam yang kurang sensitif, lambat merespon dan
bersikap," kata Mahyeldi.
Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri bagi Mahyeldi. Di saat Alquran
sudah dinistakan, dan umat Islam bersikap, justru hal ini menjadi
bumerang bagi umat Islam sendiri.
"Ketika Alquran dan ulama dilecehkan, kita masih tenang-tenang saja," sebut Mahyeldi.
Mahyeldi menilai saat ini ada yang berupaya mengkriminalisasi ulama.
Padahal Alquran dan ulama merupakan bagian dari substansi Islam sebagai
'penunjuk jalan' bagi umat Islam.
"Ulama adalah pewaris nabi,
tempat bertanya bagi kita sehingga ulama dimuliakan. Kini justru ada
yang memposisikan lain, ini pelecehan terhadap ulama," ungkapnya.
Hemat Mahyeldi, hilangnya rasa sensitifitas umat Islam karena berbagai
hal. Diantaranya karena rasa cinta kepada dunia yang cukup dalam.
Sehingga hilangnya idealisme.
"Sensitifitas umat Islam hilang
karena cinta dunia, merasa takut kehilangan jabatan, hilang rejeki dan
lain-lain, sehingga sensitifitas menipis," tukas Mahyeldi.
Selain itu penyebab hilangnya sensitifitas umat karena sudah jauh dari
Islam itu sendiri. Seperti contoh, sesuatu yang dulunya dilarang, kini
malah diperbolehkan.
"Ini karena rasa memiliki bangsa kita kurang sekali. Kita kurang mengenal sejarah bangsa," tutur Mahyeldi.
Di ujung khutbahnya, Mahyeldi berpesan kepada seluruh umat Islam untuk kembali bersatu, merapikan barisan dan menjaga kesolidan.
"Dan yang paling utama mendekatkan diri kepada Allah," pungkasnya.(Charlie)