Kenapa demikian ? Karena tidak
sedikitpun para pasangan Calon Walikota dan wakil walikota yang menyinggung
tentang petani (penanam padi-red), bagaimana nasib petani ke depan, perjuangan terhadap nasib
petani, program pengadaan pupuk yang proporsional dan hal hal yang berhubungan
dengan petani dan pertanian”.
Demikian yang disampaikan oleh M.
Dt. Parmato Indo (65 th) warga Kelurahan Bulakan Balai Kandi Koto Nan Ampek yang
berprofesi sebagai petani. “Apakah di kota Payakumbuh ini tidak ada petani ?”
tanyanya. “Apabila nanti semua program yang di gadang gadang oleh para paslon
ketika mereka berhasil menjadi kepala daerah di kota Payakumbuh ini, sebahagian
besar hanya tentang UMKM dan pemberian bantuan usaha mandiri. Apakah dengan
sendirinya masyarakat yang dibantu hanya untuk menjadi pengusaha? Para petani
mau di kemana kan ?
Keprihatinan ini terlihat di wajah tokoh adat
ini, tatkala di temui di kediamannya di simpang terminal Koto Nan Ampek.
Sembari mengaduk “lambau” (red-pupuk) yang dibeli kiloan, beliau berkata “
seyogyanya para calon pemimpin kota ini memasukkan pertanian dan perjuangan
terhadap petani kedalam program mereka. “Dimana ada sawah pasti disitu ada
petani”, pungkasnya. (Rahmat Sitepu)