N3, Bekasi ~ Bunda Literasi Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan 30 persen
jumlah penduduk di Indonesia adalah anak-anak, sebagai generasi penerus
bangsa. Tetapi nyatanya saat ini trend kekerasan pada anak terus
meningkat.
"Setiap anak tidak meminta dilahirkan dalam keluarga siapa dan
seperti apa pola pengasuhannya, maka sebagai orangtua harus sadar
sebagai lembaga pendidik pertama dan utama," tegas Netty dihadapan
orangtua siswa pada Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jabar Expo
2017 di Gor OSO Sport Center Kabupaten Bekasi.
Itulah mengapa, ungkap Netty, sekolah menjadi rumah kedua bagi
anak-anak. Yang menghadirkan rasa aman dan nyaman ketika mengalami
kekerasan di rumah, sehingga anak merasa terlindungi. Dikarenakan
orangtua yang menikah di usia dini yang tidak memiliki visi.
Oleh karena itu, menurut Netty hadirnya Sekolah Islam Terpadu (SIT)
menjadi jawaban para orangtua dalam membangun karakter anak. Sehingga
dapat mencetak generasi "Berhati Mekkah Berotak Jerman". Justru hadirnya
SIT bukan membangun esklusifitas Islam di tengah masyarakat yang
terjadi dimasyarakat saat ini.
Netty menanggapi fenomena intoleransi saat ini khususnya di Jawa
Barat, bahwa Jawa Barat sudah melewati berbagai berbagai ujian dan
dinamika. Baik kehidupan demokrasi termasuk hajatan politik, kerukunan
dan toleransi terbangun dengan baik. Sehingga indikasi intoleransi
sesuatu yang tidak signifikan dan harus diupayakan agar dapat dihindari.
"Selanjutnya toleransi dan kerukunan berbagai umat agama termasuk ras
dan etnik ada ketika koordinasi antar pemangku kepentingan berjalan
dengan baik. Antara pemerintah, penegak hukum, tokoh agama, tokoh
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan," ungkapnya.
Netty yakin Insya Allah Jawa Barat dapat menjadi prototipe dari
provinsi di Indonesia yang menghadirkan suasana damai toleran dan
kemajemukan yang terjaga dengan baik dari dulu hingga sekarang. Yang
tidak terpengaruh oleh isu dan pengaruh yang sedang merebak di media
sosial.
Tentunya Netty berharap Pendidikan bukan tanggung jawab satu pihak,
sekolah atau pemerintah tapi seluruh pemangku kepentingan memiliki
tanggung jawab yang sama. Dengan bersama-sama komite sekolah dan
orangtua dapat menjadi mitra terbaik bagi sekolah jangan pernah berpikir
menjadi oposisi bagi sekolah.
Ketua JSIT Korwil Jawa Barat Dedi Supriadi menuturkan tujuan dari
JSIT Jabar Expo 2017 untuk memperkenalkan institusi pendidikan Islam dan
menginspirasi sekolah lain. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Jawa Barat yang dapat mencetak generasi yang bertaqwa dan
berdaya saing. Diikuti 70 stand pameran pendidikan, digelar dari tanggal
19 - 21 Januari 2017 menggelar berbagai perlombaan, tahfidz Al-Quran,
menggambar, baca puisi dan nasyid. Selain itu juga ada ada stand dari
berbagai Sekolah Islam Terpadu di Jawa Barat.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi, Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi diwakili Kepala Bidang Sarana
Prasarana dan Pendataan Sutarmawan, Ketua JSIT Pusat Suko Muhab, Ketua
jSIT Korwil Jawa Barat Dedi Supriadi, Ketua JSIT Kabupaten Bekasi
Chaerunisa dan JSIT kabupaten/kota se Jawa Barat. Hms