Untuk meredam suara tersebut, Gubernur BI, Agus
Martowardojo, akhirnya angkat bicara. Agus menjelaskan, gambar yang
dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai simbol palu arit itu adalah logo BI
yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan.
Logo tersebut menggunakan metode gambar saling isi atau
rectoverso, yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang rupiah, dengan
tujuan agar masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang dan menghindari
pemalsuan.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas
yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi
di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan
terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan.
Saat meluncurkan 11 jenis uang rupiah baru secara serentak
pada Desember tahun lalu, BI turut menyertakan sembilan hingga 12 pengamanan.
Sistem pengamanan yang dimaksud yakni rectroverso; blind
code; security thread (benang pengaman) atau garis miring melintang dari atas
ke bawah yang akan memunculkan tulisan BI 100000 berulang-ulang apabila
diterawangkan ke arah cahaya.
Pengaman lainnya adalah banknote paper atau bahan uang;
watermark atau tanda air; tactile effect atau lambang negara RI yang dicetak
timbul dan terasa kasar apabila diraba; latent image; colour shifting; rainbow
feature; ultraviolet feature; irisafe; dan mikroteks.
Pencetakan uang rupiah juga melalui kontrol ketat dan
pencetakan hanya dilakukan oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik
Indonesia (Peruri). Bahkan, bila terjadi gagal cetak Peruri berkewajiban
mengembalikan uang tersebut pada BI untuk dimusnahkan.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank
Indonesia Suhaedi menambahkan, teknik cetak rectoverso untuk pengamanan dari
pemalsuan telah hadir dalam rupiah sejak 1993. Namun memang, gambar yang hadir
di 1993 tersebut berbeda dengan gambar yang hadir pada saat ini.
Untuk 1993 sampai dengan 1999, rectoverso di rupiah adalah
gambar bunga. Selanjutnya atau pada 2000 sampai sekarang menggunakan logo BI.
Rectoverso umum digunakan sebagai salah satu unsur pengaman
berbagai mata uang di dunia. Mata uang euro di Eropa dan bath di Thailand juga
menggunakan teknik rectoverso. Untuk kedua negara ini rectoverso yang
dihadirkan bukan gambar atau logo melainkan angka.
Selain itu, mata uang pound sterling Inggris dan juga won
Korea selatan juga menggunakan rectoverso. Sama dengan BI, rectoverso di pound
dan won adalah logo dari bank sentral.
Di sisi lain, logo palu dan arit merupakan logo yang
diidentikkan dengan paham komunis. Paham atau partai komunis, sesuai Ketetapan
MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, dinyatakan terlarang dan tidak boleh disebarkan di
Indonesia.
Isu gambar palu arit dalam uang rupiah anyar ini sempat
digaungkan oleh pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Pria yang
sering dipanggil dengan sebutan Habib Rizieq ini pun sudah dilaporkan oleh
Jaringan Intelektual Muda Anti Fitnah (JIMAF) ke Polda Metro Jaya atas tuduhan
menyebarkan fitnah.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo
Yuwono mengatakan dalam Liputan6.com, laporan tersebut akan terlebih dulu
diselidiki penyidik. Jika terbukti melakukan pidana, Rizieq bisa saja ditahan
oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Lebih lanjut, Agus meminta kepada masyarakat agar senantiasa
menghormati dan memperlakukan uang rupiah dengan baik karena merupakan salah
satu lambang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Post a Comment