foto : int |
N3, Solo ~ Presiden
Joko Widodo bersilaturahmi dengan jajaran TNI dan POLRI se-Solo Raya di
Hotel Alila, Solo, Senin sore 30 Januari 2017. Dalam pertemuan yang
dilakukan secara tertutup dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkatibmas)
tersebut, Presiden didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Setelah
pertemuan, Presiden menjelaskan kepada jurnalis bahwa dirinya ingin
bertemu dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas karena mereka memiliki tugas
yang penting, berhubungan langsung dengan keamanan, memelihara
ketertiban serta deteksi dan pencegahan dini. “Merekalah yang pertama
sering mendapatkan informasi baik yang berkaitan dengan kejahatan,
keamanan dan terorisme. Mereka yang pertama, sehingga kalau cara
mendengarnya benar, kejadian-kejadian yang tidak diinginkan itu bisa
dicegah, ini preventif yang ingin kita lakukan,” kata Presiden.
Selain
itu, Presiden menginginkan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam keadaan aman. Oleh karenanya pertemuan ini digunakan
juga untuk menyampaikan kebijakan dari Kapolri dan Panglima TNI. “Jika
informasi dari atas ke bawah itu bisa betul-betul lurus semuanya,
sehingga ngerti semuanya, apa sih yang harus dilakukan. Oleh sebab itu
perlu penyampaian langsung seperti ini,” kata Presiden.
Adapun
alasan pertemuan ini dilakukan dengan Banbinsa dan Bhabinkamtibmas
se-Solo Raya karena dalam beberapa peristiwa terorisme tidak jarang
terdapat pelaku yang berasal dari Solo. Demikian seperti dilansir dalam
siaran pers Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat
Presiden, Bey Machmudin.
“Kita
tahu semuanya hal-hal yang berkaitan dengan terorisme, kalau saya
mendapatkan laporan ada peristiwa (terorisme), pasti satu, dua ada yang
dari wilayah Solo Raya. Sehingga kita memerlukan pendekatan-pendekatan
yang lebih baik agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa kita cegah,”
ucap Presiden.
Turut
hadir dalam silaturahmi ini, Menteri Koordinator bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno
dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Humas Kemensetneg)