N3, Tarakan ~ Kota Tarakan salah satu kota yang berada di
Kalimantan Utara dianggap rentan akan Kasus Sara, Lantamal XIII Tarakan
melakukan soasiliasi Proxy War (perang dengan mediasi agar terjadi dis
integrasi bangsa) kepada masyarakat Tarakan.
Untuk itu TNI melalui Lantamal XIII Tarakan melakulan
sosialisasi dalam mengantisipasi perpecahan bangsa baik dari konflik isu
sara, pertanahan yang tumpang tindih, batas negara di perbatasan,
melakukan iming iming agar masyarakat Indonesia hijrah ke negara lain
dengan dijamin kesejahteraan wilayah, menjelekkan golongan tertentu
serta menghadapi Pilwali kota Tarakan dengan cara media sosial seperti
Facebook, twiter dan lainnya.
Dengan alat dan media Komunikasi sosial yang canggih saat
ini serta dengan masuknya jenis narkoba terbaru dari negara luar, adat
istiadat luar negeri yang bebas dimana tidak menghargai sifat toleran
sesama dan tidak menghargai lebih tua, yang tua jg sebaliknya, tidak
bisa mengayomi yang muda, untuk itu Lantamal XIII Tarakan melakukan
Sosialisai melalui kompenen Sosial menjalin silaturahmi antara TNI Polri
dengan aparat pemerintah, kompoten masyarakat dalam Menghadapi proxy
war di wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
Acara sosialisasi menghadapi Proxy War dari Luar negeri
yang dilakukan kelurahan Sebengkok Karang Balik Tarakan Kalimantan
Utara, Lantamal XIII Diwakili Wadan Lantamal Kolonel Marinir Deden
Sudarman M.Si Han yang dihadiri Walikota Tarakan Sofian Raga, Polri,
Bela Negara, Mahasiswa Unversitas Borneo, Universitas Stemik, Pramuka
dan Lsm serta Ketua Adat yang ada di kota Tarakan berjalan dengan baik.
Kolonel Marinir Deden dalam Acara tersebut menjelaskan kepada nusantaranews.net
bahwa Indonesia dalam posisi serius menghadapi Proxy War, hal ini dapat
dilihat salah satu kondisi mafia Narkoba di Filiphina yang terjebit dan
melakukan pemindah areal lain untuk mengembangkan usaha yang dapat
merusak bangsa Indonesia.
"Indonesia sudah dalam batasan serius menghadapi proxy
war dari negara luar, kebudayaan asing yang bebas, jenis narkoba yang di
modifikasi, serta Tarakan yang dikenal jalur merah karena pernah
terjadi perang Suku, mengharuskan TNI menjaga dan mensosialisasikan
mengantisipasi perang Froxy war tersebut" terang Deden.
Deden menambahkan perang Froxy War tersebut lebih sulit
diawasi karena tidak ketauan musuhnya dengan jelas, tidak seperti perang
terbuka, Proxy War dilakukan dengan metode menyuruh orang lain dengan
melakukan konflik antar Suku Agama, Politik Kebudayaan dan Narkoba untuk
merusak generasi bangsa, maka menurut Deden kita diperbatasan paling
rentan dalam masalah tersebut.
" Sudah ada contohnya negara Uni Soviet pecah akibat proxy
War, nah Indonesia Juga sudah mulai terkena, untuk itu TNI Polri melalui
Lantamal XIII melakukan sosialisasi dan menyatakan Perang dalam
menghadapi Proxy War" jelas Deden.
Sosialisasi Proxy war ini haruas dijelaskan kepada
masyarakat, untuk diketahui dengan media apa, yamg paling rentan apa
lagi dalam menghadapi Pilwali ini, serta di perbatasan negara dimana
negara tetangga Malaysia juga sudah mulai merayu masyarakat Indonesia
untuk menjadi warga negara Malaysia dengam identitas ganda dan kemudaha
membuat warga negara Malaysia. Terang Deden.
Sehingga menurut Deden dengan acara sosialisasi menghadapi
Proxy War kepada Masyarakat, Pelajar di harapkan kita sudah bisa
meminimalisir perang tersebut, sehingga adanya informasi yang
mengakibatkan di integrasi bangsa bisa ditindak lanjuti dan diselesaika
dengan secepat mungkin.
" diharapakan sosialisai ini mas masyarakat dapat
menghadapi proxy war ini, dan paling utama dapat mengetahui informasi
media atau orang yang akan mengakibatkan di integrasi bangsa, dan dalam
waktu cepat kita meminimalisir konflik yang terjadi dinegara Indonesia
apa lagi sebentar lagi Pilwali di kota Tarakan. Tutupnya. Reporter Bonar Sahat