N3 Tarakan - Kalimantan Utara Gerbang perbatasan yang
diapit 3 negara, Malaysia, Brunai dan Filiphina menjadikan Provinsi
Kaltara menjadi gerbang pertama sebagai sasaran dis integrasi bangsa
Indonesia.Tarakan sebagai salah satu kota di provinsi Kalimantan
utara berupaya menangkal serangan negara lain yang mengunakan media lain
seperti narkoba, tanah, kesenjangan sosial budaya dan pertanahan.
Menurut Walikota Tarakan Sofian Raga serangan musuh saat
ini lebih berbahaya dari pada perang terbuka, seperti adanya narkoba
yang masuk dari Malaysia, masalah pertanahan yang selalu dicari sela
kesalahannya, dan paling parah adalah masuknya budaya asing melalui
pergaulan bebas dan terkadang sopan santun dan saling menghormati
terkadang tidak diindahkan lagi oleh masyarakat.
" Tarakan salah satu kota di Profinsi utara terdepan
mengharuskan sebagai filter akan terjadinya Proxy War yang mengunakan
pihak lain atau mediasi lain seperti pertanahan, budaya, sosial dan
narkoba" terang Soffian'di sela acara Komunikasi sosial TNI " melalui
kompos tni kita jalin silaturahmi antara tni dengan aparat pemerintah,
kompoten masyarakat dalam rangkan proxy war di wilayah nkri, di
Kelurahan Sbengkok Karang Balik Tarakan Kalimantan Utara.
Soffian menambahkan modus proxy war bisa dilakukan
penghasutan, Fitnah, menyinggung SARA dan permasalah pertanahan di
perbatasan, kesenjangan ekonomi sosial dan paling fatal adalah mudahnya
mendapatkan narkoba dan menjual narkoba dengan imingan imbalan besar,
sehingga hasil dari narkoba bisa menghancurkan generasi suatu bangsa.
" untuk menangkal Proxy War Walkkota memiliki kiat dengan
salah satunya tanggap akan permasalah di lingkungan sekitar, pengurus
warga dari RT hingga ke saya maka dirinya akan cepat mengambil keputusan
yang cepat dengan menganut kepada hukum, birokrasi yang berlaku" terang
Soffian.
Sofian berharap dengan sosialisasi proxy war diharapkan
dapat mengurangi diisintegrasi bangsa Indonesia, sehingga tidak ada
perpecahan bangsa dengan pemahaman dari luar, dan paling utama dengan
menghormati orang yang lebih tua, dan yang tua membina yang muda agar
tidak terpengaruh budaya bangsa asing yang bebas. Terang Soffian.