N3, Samarinda ~ Teror bom di Gereja Oikumene Kelurahan Sengkotek Kecamatan Samarinda Seberang Minggu lalu, tidak mempengaruhi keamanan Kaltim, khususnya di Kota Samarinda. Penegasan itu, disampaikan Sekprov Kaltim H Rusmadi, terkait dengan teror yang menimbulkan satu korban jiwa itu.
Menurut dia, warga Kaltim mamapu menyikapi peristiwa itu dengan bijaksana, karena hal itu dianggap sebagai bentuk tindak kiriminal yang harus dihadapi bersama, seiring dengan kesigapan aparat keamanan di daerah ini.
“Jajajarn Polda Kaltim yang didukung Kodam VI Mulawarman, terus bekerja dengan memeriksa tersangka dan sejumlah saksi untuk mengupas tuntas jaringan teroris tersebut, sehingga dapat memberikan rasa aman kepada warga Kaltim,” ujar Rusmadi.
Peristiwa di Sengkotek Samarinda Seberang adalah musibah dan tidak ada kaitannya dengan masalah suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), karena itu diharapkan kepada seluruh masyarakat Kaltim dan khususnya di Samarinda tetap tenang dan terus menjaga suasana kondisif.
"Mari kita hadapi teror ini dengan tegas dan terus menjaga persatuan, kesatuan serta kewasapadaan, sehingga peritiwa ini tidak terulang. Saya percaya dengan kesigapan aparat keamanan dan dukungan seluruh warga Kaltim. Kondusifitas daerah akan tetap terjaga dengan baik,” tegasnya.
Terus Membaik
Sementara itu, Direktur RSUD AWS dr Rachim Dinata Marsidi mengatakan tiga orang anak yang menjadi korban teror, yakni Triniti Hutahaya (3), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4) dan Anita Kristobel Sihotang (2) yang kini dirawat intensif di RSUD AWS, kondisinya terus membaik.
Ketiga korban dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit atau Pediatric Intensive Care Unit (NICU/PICU). RSUD AWS membentuk tim dokter yang terdiri atas Wadir pelayanan, dokter bedah plastik, dokter bedah umum dan dokter ahli anak. Tim Dokter setiap saat memantau kondisi korban.
Bahkan salah satu korban bernama Triniti yang menjadi perhatian khusus tim dokter hingga 10 hari ke depan, terus mengalami perkembangan positif. “Alhamdulillah, ketiga korban kondisinya semakin baik. Apalagi dua korban, yakni Anita Kristobel Sihotang dan Alvaro Aurelius Tristan Sinaga, terus mendapat perawatan maksimal oleh tim dokter kami dan perkembangannya semakin baik. Termasuk Triniti, juga menunjukan perkembangan lebih baik,” kata Rachim.
Khusus untuk Triniti tetap menjadi perhatian tim dokter karena luka bakar yang dialami mencapai 60 persen. Saat ini Triniti sudah bisa mengucapkan selamat pagi dan minta makan. (jay/mar/es/humasprov)
Menurut dia, warga Kaltim mamapu menyikapi peristiwa itu dengan bijaksana, karena hal itu dianggap sebagai bentuk tindak kiriminal yang harus dihadapi bersama, seiring dengan kesigapan aparat keamanan di daerah ini.
“Jajajarn Polda Kaltim yang didukung Kodam VI Mulawarman, terus bekerja dengan memeriksa tersangka dan sejumlah saksi untuk mengupas tuntas jaringan teroris tersebut, sehingga dapat memberikan rasa aman kepada warga Kaltim,” ujar Rusmadi.
Peristiwa di Sengkotek Samarinda Seberang adalah musibah dan tidak ada kaitannya dengan masalah suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), karena itu diharapkan kepada seluruh masyarakat Kaltim dan khususnya di Samarinda tetap tenang dan terus menjaga suasana kondisif.
"Mari kita hadapi teror ini dengan tegas dan terus menjaga persatuan, kesatuan serta kewasapadaan, sehingga peritiwa ini tidak terulang. Saya percaya dengan kesigapan aparat keamanan dan dukungan seluruh warga Kaltim. Kondusifitas daerah akan tetap terjaga dengan baik,” tegasnya.
Terus Membaik
Sementara itu, Direktur RSUD AWS dr Rachim Dinata Marsidi mengatakan tiga orang anak yang menjadi korban teror, yakni Triniti Hutahaya (3), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4) dan Anita Kristobel Sihotang (2) yang kini dirawat intensif di RSUD AWS, kondisinya terus membaik.
Ketiga korban dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit atau Pediatric Intensive Care Unit (NICU/PICU). RSUD AWS membentuk tim dokter yang terdiri atas Wadir pelayanan, dokter bedah plastik, dokter bedah umum dan dokter ahli anak. Tim Dokter setiap saat memantau kondisi korban.
Bahkan salah satu korban bernama Triniti yang menjadi perhatian khusus tim dokter hingga 10 hari ke depan, terus mengalami perkembangan positif. “Alhamdulillah, ketiga korban kondisinya semakin baik. Apalagi dua korban, yakni Anita Kristobel Sihotang dan Alvaro Aurelius Tristan Sinaga, terus mendapat perawatan maksimal oleh tim dokter kami dan perkembangannya semakin baik. Termasuk Triniti, juga menunjukan perkembangan lebih baik,” kata Rachim.
Khusus untuk Triniti tetap menjadi perhatian tim dokter karena luka bakar yang dialami mencapai 60 persen. Saat ini Triniti sudah bisa mengucapkan selamat pagi dan minta makan. (jay/mar/es/humasprov)