N3, Jakarta ~ PT Pertamina
(Persero) akan optimalkan aset-aset PT Badak NGL untuk mendukung upaya
percepatan pelaksanaan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang,
Kalimantan Timur.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan
Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan NGRR Bontang yang
berkapasitas 300 ribu barel per hari merupakan proyek dengan skema
public private partnership dengan Pertamina selaku Penanggung Jawab
Proyek Kerjasama (PJBK). Menurut dia, pemilihan Bontang sebagai lokasi
NGRR dimaksudkan untuk dapat melakukan akselerasi pembangunan.
Lokasi proyek di Bontang, katanya,
berdampingan dengan lokasi operasi PT Badak NGL, anak perusahaan dengan
50% sahamnya dikuasai Pertamina, yang mengoperasikan kilang LNG. Dia
menjelaskan selain ketersediaan lahan yang sangat krusial, beberapa
fasilitas dan infrastruktur pendukung operasi kilang LNG, seperti 21
unit boiler kualitas tinggi, pembangkit listrik, tangki penyimpanan, dan
fasilitas umum lainnya dapat digunakan untuk mendukung pengoperasian
kilang NGRR Bontang nantinya.
“Dari sisi lahan yang saat ini sangat
krusial dalam pelaksanaan proyek, kami tidak perlu lagi melakukan
pengadaan dan itu dapat menghemat waktu. Beberapa fasilitas berkelas
dunia yang sekarang digunakan untuk Kilang LNG Bontang juga dapat dukung
proyek kilang BBM. Jadi, kesimpulannya kami tidak perlu harus mulai
dari nol. Dengan dilaksanakan di Bontang, Pertamina dapat memulai proyek
dari titik 5 dari skala 10,” katanya kepada Pimpinan dan Anggota Komisi
VII DPR RI dalam kunjungan kerjanya ke Bontang dan Balikpapan.
Dengan dukungan kuat berbagai pihak,
termasuk DPR, pemerintah pusat dan daerah, dia mengatakan Pertamina
sangat berkomitmen untuk melakukan percepatan pembangunan proyek kilang.
Saat ini, katanya, Pertamina menunggu penetapan IFC sebagai konsultan
yang akan ditunjuk pemerintah dalam pemilihan mitra.
Pemilihan mitra pembangunan kilang, kata
Hardadi, ditargetkan dipercepat menjadi akhir 2017. Pertamina, katanya,
juga segera mempersiapkan bankable feasibility study (BFS) yang juga
ditarget selesai pada 2017.
“Kalau BFS sudah selesai, kami akan
serahkan kepada pemerintah. Apabila proses lancar dan insentif-insentif
diputuskan lebih cepat, harapan kami awal 2018 penyiapan lahan sudah
bisa dimulai di awal 2018 sehingga pekerjaan fisik NGRR Bontang bisa
dimulai tepat waktu pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023,”
terangnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel
Muhammad mengaku optimis dengan pembangunan kilang baru di Bontang.
Menurut dia, membangun infrastruktur sangat berat apalagi dengan
perizinan yang sangat komplek.
“Namun kami melihat langsung kondisinya
untuk NGRR Bontang Pertamina sudah setengah jalan dan pemda memberikan
dukungan yang sangat kuat. Kami optimistis proyek ini bisa berjalan
dengan baik. DPR juga akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk
upaya percepatan pembangunan kilang tersebut, termasuk untuk dapat
meningkatkan keekonomiannya,” terang Fadel. Rel