Janda Miskin Dalam Kepopuleran Walikota Padang

N3, Padang ~ Kermbali lagi temukan seorang janda yang baru satu tahun ditinggal oleh suaminya karena meninggal dunia, ia harus menanggung hidup sendiri demi menghidupi anak-anaknya.Sangat miris sekali nasib janda umur (51) tahun ini. Badannya sudah kurus karena memikirkan untuk makan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Minggu (15/5).

Janda yang tinggal didekat pinggiran bukit didekat jembatan banuaran ini harus menanggung derita setelah suaminya meninggal dunia, janda tersebut bernama Mariani (51), ia tinggal bersama ke tujuh anaknya yang masih dikatakan sangat butuh pendidikan, anaknya yang terakir masih berstatus pelajar kelas 1 SD, dan juga ketiga anaknya yang lain, ada yang masih sekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan juga ada kelas SD.

“Begini lah nak nasib rumah ibuk, ibu tidur bersama dalam satu ruangan yang sekaligus menjadi ruang tamu bersama si bungsu dan anak no dua yang yang laki-laki, kalau anak perempuan tidur didalam kamar”beginilah kata bu marni ketika ditemui dirumahnya pada Sabtu (14/5) malam.

Bu marni menyambuk siapa yang dating dengan senyuman, namun hatinya tak seperti senyumannya, ia harus menopang hidup dari anaknya yang bekerja di tempat pencucian mobil didaerah seberang padang, dengan gaji yang sekali seminggu diteriama si anak sebesar 350 ribu, dari sanalah untuk mencukupi makan se hari-hari.

Begitu juga anak yang no 2 dan nomor 3, yang nomor 2 hanya kuli bangunan, ia kadang mendapatkan proyek dan terkadang juga tidak, dan anaknya no 3 bekerja di loudri, dengan gajinya yang masih kecil, mereka sebagai anak membantu hidup ibunya untuk makan sehari-hari, bakti seorang anak yang sangat mulia dalam menghidupi orang tuanya.

Lanjut marni, ia juga tidak memungkiri, pihak dari Rukun Tetangga (RT) sering mendata kerumahnya, akan tetapi setelah didata ya cumin didata saja, marni si janda tidak mendapatkan bantuan sama sekali, padahal bantuan uluran tangan dari pemerintah sangat dibutuhkan sekali oleh marni,. Marni mengaku bantuan tersebut tidak pernah diterimanya malahan orang lain yang menerima bantuan tersebut.

Namu marni mengatakan, ia selalu berdo’a agar pemerintah dapat membantu kehidupannya bersama anak-anaknya yang masih kecil ini, suami marni dulunya bekerja sebagai tukang bangunan, suaminya tersebut, kadang mendapatkan uang kadangpun tidak, padahal dulunya ia dan suaminya ingin sekali membangun rumah tersebut, namun takdir berkata lain, “Kami yang sudah seperti ini nak, uang dari suami saya dulu ketika ia masih hidup hanya cukup untuk makan saja nak”, katanya .

Saat media ini mengunjungi rumah marini, boleh dikatakan rumahnya tersebut tidak pantas untuk di tinggali, kondisi dari rumah marni sangat buruk, kalau bias dikatakan seperti “Kandang kerbau” kayu-kayu lapuk jadi penopang rumahnya, lantainya yang dari kayu sudah banyak yang keporos dan juga berlobang, dapur sama ruang sama saja tidak ada bedanya, atap rumah marni, sudah banyak yang bocor, bahkan ketika hujan lebat, air sudah menggenangi rumahnya, tangisnya.

Marni berharap kepada pemerintah, Walikota Padang, agar dapat memberikan perhatian sedikit terhadapnya, dan juga Wakil rakyat, ia sangat memohon sekali uluran tangan mereka, ia ingin anak-anaknya bisa terus mendapatkan pendidikan sampai jemjang paling atas, tutupnya. A7
Previous Post Next Post