N3, Limapuluh Kota ~ Dalam kondisi
tanggap darurat saat ini mari kita selesaikan berbagai infrastruktur
jalan yang rusak secepatnya sehingga masyarakat dapat menjalankan
aktifitasnya seperti biasa. Sementara dalam tahapan Rehabrekon, segera
susun proposal dan kajian tentang kondisi Batang Mahek yang terjadi
penyempitan air saat air menumpuk dari 4 aliran sungai yang menyebabkan
air tertahan dan berakibat banjir.
Hal
ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit saat meninjau lokasi pasca
bencana banjir di Kecamataan Pangkalan, Kecamatan Kapur IX Kabupaten
Limapuluh Kota, Selasa (16/2). Ikut mendampingi Anggota DPR RI Jon
Kennedy, Kadis Ketahanan Pangan Ir. Effendi, Ketua DPRD Limapuluh Kota,
BPBD Sumbar dan Kabupaten Limapuluh serta beberapa kepala SKPD terkait
dilingkungan Pemkab Limapuluh Kota.
Lebih
lanjut Nasrul Abit menyampaikan, kondisi penyempitan batang Mahek ini
agar dikaji oleh PDSA secara lebih dalam, persoalan tentang pembangunan
perbaikan ini akan kita bicarakan bersama pak Gubernur dan instansi
terkaitkannya. Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak PLTA Kota
Panjang dan pemerintah Provinsi Riau.
Sebagai
daerah rawan bencana banjir dan longsong di kabupaten Limapuluh Kota
hendak setiap pelasanaan pembangunan berdasarkan standar yang kuat,
sehingga dapat menimalisir kerusakan yang terajadi. Kepada masyarakat
diharapkan juga memperhatikan kondisi lokasi tempat tinggal dan menjaga
lingkungan dengan baik, ujarnya
Nasrul
Abit juga menyampaikan, kita patut bersyukur penanggulangan bencana di
Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Kapur IX dari laporan lapangan yang
diterima telah berjalan dengan baik, perkiraan dalam dua hari ini mereka
telah dapat kembali hidup seperti biasa.
Ada satu posko
bantuan dengan dapur umum yang telah membantu lebih 1000 orang
masyarakat korban bencana banjir di Kecamatan Pangkalan. Tentunya
cara-cara seperti perlu kita budayakan dengan baik ditengah-tengah
masyarakat ketika ada bencana posko dan dapur umum kan menjadi sesuatu
yang amat membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana tersebut,
ajaknya. Kemudian juga rombongan Nasrul Abit mengunjungi daerah Nagari Gunung Malintang, tiga lokasi bencana di Kecamatan kapur IX.
Kadis
Ketahan Pangan Ir. Effendi dalam kesempatan itu juga menyampaikan,
bahwa dari 200 Ha lahan sawah di kab. Limapuluh Kota, 60 Ha nya sudah
masuk asuransi Jasindo, sementara 140 H lain masih belum. Kondisi
kejadian bencana saat ini tanah persawahan petani yang telah
diasuransikan akan mendapatkan uang sebesar Rp. 6 juta Ha. sementara
bagi yang belum pemerintah hanya akan membantu bibit saja.
Effendi
berharapa kedepan kesadaran petani untuk mengansuransikan lahan
pertanian kepada jasindo akan bertambah terutama dilokasi lokasi rawan
benacana, himbaunya. Di Pangkalan NA mendengarkan ekspose dari Camat Pangkalan Andri
Yasmen. Camat menjelasakan kronoligis kejadian, korban dan penangangan
yang dilakukan hingga hari ini. Sementara itu, data yang dihimpun GoSumbar.com, Khusus untuk
Kecamatan Suliki tercatata kerugian musibah tanah longsor, terdapat di
tiga kenagarian.
Ketiga nagari itu, yakni (1) Nagari Koto Tangah, rumah rusak berat (RRB) sebanyak 25, rumah rusak ringgan (RRR) sebanyak 18. (2) Nagari Baruah Gunuang, RRB=35, RRR=20. (3) Nagari Sungai Naniang, RRB=30 dan RRR=103. Total rumah yang mengalami rusak berat sebanyak 83 buah dan rusak ringan 221 buah.