Franky mengatakan, perusahaan pengelola biji kakao PT Mars Symbioscience Indonesia telah menjalankan dan mengembangkan bisnisnya di Sulawesi Selatan. Kedepan pihaknya akan mendorong perusahaan tersebut untuk membangun pabrik pengelolaan di Sulsel agar produksinya meningkat.
Menurut Franky, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia, sehingga pemerintah akan terus berupaya untuk memperkuat dan memperbaiki kualitas kakao di tanah air sehingga dapat masuk ke pasar internasional, salah satunya kawasan Eropa.
Selain PT Mars, perusahaan pengelola biji kakao yang telah menjalankan dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia diantaranya Nestle dan Cargill. hal itu menunjukkan ketertarikan investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di sektor pengelolahan kakao.
Sementara, Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produksi kakao di Sulsel rata-rata mencapai 330 ribu ton pertahun atau menjadi penyumbang terbesar untuk eksport kakao nasional. Pihaknya akan terus mendorong industri sumber daya alam seperti cokelat karena memiliki nilai eksport yang cukup besar, apalagi permintaan dari pasar eropa cukup tinggi.**