Wakil Walikota (Wawako) Padang, H Emzalmi dalam memimpin apel simulasi mengatakan, simulasi ini merupakan bahagian upaya pemko dalam mempersiapkan masyarakat Kota Padang yang tinggal dekat dengan pantai, menghadapi kemungkinan terjadinya bencana tsunami.
"Kita sama-sama melihat, belakangan ini juga cukup banyak terjadi beberapa bencana alam di beberapa kawasan di Kota Padang. Ada banjir, longsor bahkan gempa skala kecil meskipun pusatnya di luar kota. Melalui simulasi ini, agar warga terlatih dan siap ketika bencana datang. Harapan kita, supaya tidak adanya korban jiwa,” sebut wawako di SMPN 26 Kayu Kalek Koto Tangah.
Wawako melanjutkan, berdasarkan prediksi, Sumbar khususnya Kota Padang memang termasuk daerah yang rawan terkena bencana gempa yang disertai tsunami. Maka dari itu, pemerintah akan terus melakukan mitigasi, demi mengurangi resiko sewaktu terjadi bencana tersebut.
“Untuk itu, melalui dana APBD Kota Padang, juga APBD Sumbar serta bantuan BNPB pusat, kita terus membangun sarana dan prasarana evakuasi. Alhamdulillah, upaya normalisasi sungai, pembenahan riol, membuat jalur evakuasi dan membangun shelter telah kita lakukan. Yang terpenting adalah, kesiapan mental masyarakat sewaktu terjadi bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD dan Damkar Kota Padang, Dedi Henidal menerangkan, simulasi kali ini dilakukan, melihat adanya 7 kecamatan di Kota Padang yang memiliki kerentanan sewaktu bencana tsunami terjadi.
"Pada simulasi tersebut, masyarakat kita latih seperti bagaimana cara menyelamatkan diri, kemana jalur evakuasinya dan cara cepat untuk sampai di tempat evakuasi. Alhamdulillah tadi, masyarakat yang berada di Padang Sarai, ternyata cukup cepat. Setelah sirine berbunyi mereka semua berlari dan hanya 20 menit sampai ke tempat evakuasi di SMPN 26 Kayu Kalek ini,” ujar Dedi.**