N3, Pessel ~ Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat diinstruksikan
untuk bermusyawarah dengan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata bahari
Mandeh. Hadir dalam kesempatan tersebut, Ibu Negara Iriana
Joko Widodo, Menteri Pariwisata RI, Areif Yahya, Menteri PU RI, Menteri
Kesehatan RI, Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek dan isri, Tokoh Nasional Adrianof
Caniago, Pj Bupati Pessel, Walikota Padang, Tokoh Masyarakat Pessel serta
beberapa pejabat kementerian, kepala SKPD terkait.
Ketika melihat langsung gugusan
pulau kecil di Kawasan Mandeh melalui puncak Nyalo, Presiden Joko Widodo
mengaku kagum. Menurutnya, Kawasan Mandeh merupakan anugerah dari Tuhan yang
harus dapat dioptimalkan keberadaannya oleh masyarakat.
Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi
dan mencanangkan pembangunan kawasan Mandeh menyampaikan intruksi, "Saya
ingin pak Bupati dan Pak Gubernur bertanya dulu kepada masyarakat. Musyawarah
dulu. Kalau saya. Saya ndak maksa lho ya. Saya hanya berfikiran kawasan ini
bisa dijadikan kawasan wisata keluarga yang berkaitan dengan bahari, selam ke
laut juga wisata pulau. Kalau itu terwujud, pasti mendatangkan income
berlipat-lipat bagi masyarakat," ungkapnya.
Agar
Kawasan Mandeh mudah diakses wisatawan, Presiden Joko Widodo juga meminta
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mohammad Basuki Hadimuljono supaya
melakukan pengerasan jalan ke lokasi dimaksud. Pengerjaan pengerasan jalan
diharapkan tidak lebih dari dua tahun terhitung sejak dikerjakan tahun 2016
mendatang.
“Saya
tadi sudah minta Menteri PU agar selesaikan jalan ini, jangan sampai lebih 2
tahun,” pintanya
Objek wisata Mandeh terletak di
Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, berjarak 56 Kilometer dari
Kota Padang. Untuk jalur darat menuju Mandeh, Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat telah membuka jalan sepanjang 27 kilometer dari Padang. Selain melalui
jalan darat, Mandeh juga dapat dikunjungi melalui jalur laut, dari Pelabuhan
Teluk Bayur, Pelabuhan Bungus, atau Pelabuhan Muaro Kota Padang.
Presiden Joko Widodo juga
menyampaikan, dengan potensi pariwisata yang hebat di Sumbar, ada Singkarak dan
Danau Diatas Dibawah di Kabupaten Solok, Ada Maninjau di Kabupaten Agam, Ada
Ngarai Sianok di Bukittinggi dan kulinernya yang enak, tentunya dapat
disinergikan dalam satu kunjungan paket wisata yang menarik dan mempesona para
wisatawan.
Kita juga melihat Bukittinggi dan
kota-kota lainnya, mesti kembali mengembangkan bangunan yang bergonjong
disetiap sudut kota. Gonjong-gonjong ini merupakan ciri khas yang mesti
dijadikan simbol daya tarik orang datang ke Sumbar. Perlu juga bagi pemerintah
daerah untuk menertibkan banguan yang tinggi itu untuk memakai gonjong dalam
satu perda, sehingga kebanggaan dan khas moral budaya Sumatera Barat ini tidak
hilang dalam perjalanan panjangan pembangunan ini, pintanya.
Gubernur Sumatera Barat Reydonnyzar
Moenek dalam kesempatan tersebut menyampaikan, masyarakat Sumbar sangat
merindukan kedatang Presiden Joko Widodo. Tentunya kedatangan Presiden beserta
rombongan ini dapat memberikan dorongan dan semangat meningkatkan pembangunan
di Sumatera Barat.
Sumatera Barat yang dikenal dengan
Ranah Bundo Kanduang ini merupakan satu satunya etnis budaya yang memakai
sistem matrilinial ( garis keturunan Ibu). Budaya dengan filosofi Adat Bansandi Syarak, Syarak Bansandi
Kitabullah merupakan kekuatan moral masyarakat dalam melestarikan karakter
budaya sekaligus sebagai potensi besar dalam memajukan pembangunan untuk
kesejahteraan masyarakatnya.
Kita berharap Presiden akan terus memperhatikan pembangunan
Sumatera Barat, yang memiliki potensi unggul dibidang pariwisata, pendidikan
dan potensi usaha kecil menengah, jiwa dagang yang merupakan anugrah bagi
daerah ini, ungkapnya