N3, Samarinda ~ Musim kemarau berkepanjangan berdampak
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, khususnya daerah
perbatasan di wilayah Kaltim yang saat ini mengalami rawan pangan,
akibat minimnya pasokan sembilan bahan pokok (Sembako). Sebagaimana yang
dikhawatirkan di Kabupaten Mahakam Ulu.
Kemungkinan mengalami rawan pangan di daerah otonomi baru di Kaltim
tersebut sangat beralasan, karena selain gagal panen, juga sulitnya
arus transportasi logistik menuju daerah pedalaman dan perbatasan di
Mahakam Ulu, akibat air Sungai Mahakam yang surut.
Terkait dengan hal itu, Pemprov Kaltim segera membantu Pemkab Mahakam
Ulu untuk mengatasi kemungkinan rawan pangan bagi masyarakat di
pedalaman dan perbatasan dengan memberikan Subsisdi Ongkos Angkut
(SOA), khususnya untuk sembilan bahan pokok.
"Mengatasi kelangkaan pangan di Kabupaten Mahakam Ulu, kita akan
segera koordinasikan dengan dinas, instansi terkait untuk membantu
melalui subsisdi ongkos angkut," kata Gubernur Kaltim H Awang Faroek
Ishak, saat menerima kunjungan kerja gabungan komisi anggota DPRD
Kabupaten Mahama Ulu, di ruang kerja Gubernur Kaltim.
Subsidi ongkos angkut yang dimaksud, jelas Awang Faroek adalah subsidi
kebutuhan pokok yang diangkut dengan tarif yang rendah, sehingga harga
barang yang diangkut tersebut bisa sama dengan di kota, karena itu
diharapkan rawan pangan di pedalaman dan perbatasan bisa diatasi.
"Kita akan segera koordinasikan untuk melakukan bantuan subsidi ongkos
angkut melalui ABPD dan mudah-mudahan juga bisa dibantu dari APBN,"
kata Awang Faroek.
Sebelumnya, gabungan komisi anggota DPRD Kabupaten Mahamam Ulu yang
berjumlah 6 anggota yaitu Drs Lejo Kaya, Suharto Sp, Nona Dog SE, Mikron
Paron Tingang, Stenes Klemen Ajang yang dipimpin langsung Martin Hat
St selaku ketua tim menyampaikan aspirasi, terkait dampak musim
kemarau, membuat masyarakat di pedalaman dan perbatasan sangat kesulitan
untuk mendapat Sembako.
"Masyarakat disana sangat kesulitan mendapat Sembako, kalaupun ada
harganya naik sampai 50 persen, seperti harga beras, kalau harga normal
sebelumnya hanya Rp350-400 ribu/sak (20 kg), tetapi sekarang sudah
mencapai Rp750 ribu, begitu juga harga bahan bakar minyak (BBM) sudah
mencapai Rp30.000/liter khususnya di daerah Tiong Ohang," papar Martin.
Terkait dengan permasalahan tersebut, Martin meminta Pemprov Kaltim
untuk membantu melalui subsisdi ongkos angkut, karena dengan begitu,
masyarakat bisa terbantu memenuhi keburuhan sembako.
"Masyarakat disana punya uang, tetapi kalau barangnya tidak ada apa
yang mau dibeli, karenan itu jalan satu-satunya adalah bantuan subsidi
dari Pemprov, untuk angkutan Sembako," ujarnya.
Selain permasalahan sembako, gabungan anggota komisi DPRD Mahulu, juga
memaparkan berbagai permasalahan baik pembangunan infrastruktur
jalan, rencana pembangunan Bandara yang akan dibangun di Sungai Cihan
Kampung Tiong Ohang Kecamatan Long Apari. mar/sul/es/hmsprov