N3, Padang ~ Kepekatan kabut asap di Kota Padang, cenderung meningkat sejak
pagi kemarin hingga siang hari ini (Minggu, 20/9). Dampak meningkatnya
ketebalan kabut asap ini selain beresiko bagi masyarakat karena terancam
inspeksi saluran pernafasan, juga membuat jarak pandang terbatas.
Berdasarkan pantauan Bapedalda Kota Padang ISPU saat ini sudah mencapai
330 ug/m3.
Ini masuk kategori tidak sehat Walikota Padang H.
Mahyeldi Dt. Marajo banyak mendapatkan pesan singkat dari warga terkait
kabut asap. Menurutnya, sejak pagi banyak masyarakat melaporkan kabut
asap mulai pekat kembali setelah empat hari yang lalu sudah mulai
berkurang. Untuk itu, ia memerintahkan SKPD terkait agar terus
melakukan pemantauan serta mengantisipasi dampak kabut asap tersebut.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, ISPU Kota Padang saat ini sudah
mencapai 330 ug/m3. ISPU ini masuk kategori tidak sehat. Hal ini perlu
kita sampaikan kepada masyarakat agar masyarakat segera melakukan
antisipasi untuk menjaga kesehatannya. Diantaranya yaitu: mengurangi
aktifitas di luar rumah dengan memperbanyak aktifitas di dalam rumah
atau ruangan. Dan kalaupun ke luar rumah gunakan masker.
Saya sudah perintahkan kepada Kepala Bapedalda, Kepala BPBD Damkar dan Kepala Dinas Kesehatan untuk memantau perkembangan kabut asap ini secara cepat dan mencari informasi dampaknya dari masyarakat sehingga ketika ada kejadian kita lebih siap mengantisipasinya. Kita juga sudah koordinasi dengan BMKG. Kalau seandainya kepekatan asap meningkat dari kondisi sekarang, tentu Pemerintah Kota akan segera mengambil sikap untuk melindungi anak-anak sekolah dan masyarakat," papar Walikota .
Saya sudah perintahkan kepada Kepala Bapedalda, Kepala BPBD Damkar dan Kepala Dinas Kesehatan untuk memantau perkembangan kabut asap ini secara cepat dan mencari informasi dampaknya dari masyarakat sehingga ketika ada kejadian kita lebih siap mengantisipasinya. Kita juga sudah koordinasi dengan BMKG. Kalau seandainya kepekatan asap meningkat dari kondisi sekarang, tentu Pemerintah Kota akan segera mengambil sikap untuk melindungi anak-anak sekolah dan masyarakat," papar Walikota .
Kabut asap ini bukan kejadian
yang pertama, tetapi kejadian yang berulang dan kiriman dari daerah
lain. Untuk menyikapi hal ini, Walikota menjelaskan, perlu memberikan
perlindungan dan antisipasi kepada masyarakat. Melalui Dinas Kesehatan
sudah mendistribusikan masker kepada masyarakat. Disamping itu, Dinas
Kesehatan juga sudah menstok masker ini, bila kabut asap makin pekat dan
ISPU-nya masuk kategori berbahaya, masker ini akan distribusikan kepada
masyarakat. Selain itu, Pemko Padang juga telah berkoordinasi dengan
Forkopimda dan Gubernur untuk membicarakan hal ini.
"Karena kabut
asap ini penyebabnya berasal dari daerah tetangga dan berdampak pada
daerah kita, kita perlu laporkan hal ini ke pusat agar mereka lebih
serius menanganinya. Kepada personal/perusahaan yang menyebabkan kabut
asap ini tidak perlu ada toleransi kalau perlu ada sikap tegas dari
pemerintah, karena ini adalah kejadian yang berulang. Setiap tahun
selalu terjadi dan tidak ada antisipasinya. Gubernur dan Bupati/Walikota
perlu menyikapi hal ini dengan tegas. Kalau kita tidak tegas terhadap
masalah ini, berarti kita tidak maksimal melindungi masyarakat," kata
Mahyeldi.
Terkait dampak kabut asap bagi kesehatan, Kepala Dinas
Kesehatan Kota (DKK) Padang Eka Lusti menjelaskan, kabut asap ini dapat
menyebabkan terjadinya penyakit inspeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
ISPA ini adalah inspeksi yang parah pada bagian sinus, tenggorokan,
saluran udara, atau paru-paru. Kondisi ini menyebabkan fungsi pernafasan
menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, ISPA dapat menyebar ke
seluruh sistem pernafasan tubuh. Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup
oksigen. Akibatnya fatal, bahkan mungkin mematikan.
"Kalau orang
normal memang lambat terasa, tapi bagi orang yang menderita penyakit
asma dan anak-anak sangat rentan sekali terkena ISPA ini. Apalagi
kebiasaan masyarakat sering keluar rumah membawa anak dan balitanya
berboncengan naik motor bahkan ditarok di depan, akan cepat sekali kena
ISPA dalam kondisi kabut asap seperti ini. Harusnya dalam kondisi
seperti ini setiap keluar rumah mereka memakai masker.
Kami telah
perintahkan Dinas Kesehatan untuk mendistribusikan masker tersebut ke
Puskesmas dan sekolah-sekolah agar dapat dibagikan kepada masyarakat dan
anak sekolah pada saat ISPU akibat kabut asap sudah masuk pada kategori
yang berbahaya bagi kesehatan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala
Bapedalda Kota Padang Edi Hasymi menerangkan, kondisi kabut asap di Kota
Padaang saat ini perlu diinformasikan kepada masyarakat. Khusus tadi
pagi trennya meningkat tetapi dua jam belakangan ini sejak jam 1 siang
tadi sudah mulai berkurang karena hembusan angin. Asap ini penyebabnya
juga ditentukan oleh faktor angin. Kalau anginnya ke barat pasti akan
menambah pekatnya kabut asap tapi kalau anginnya ke timur, itu akan
mengurangi pekatnya kabut asap.
Menurutnya, informasi dari BPBD
ada kebakaran di daerah Pesisir Selatan. Kalau kebakarannya besar pasti
itu berkontribusi terhadap pekatnya kabut asap di Kota Padang. Tapi
selain itu masyarakat yang membakar sampah di Kota Padang juga punya
kontribusi terhadap meningkatnya kabut asap. "Sebenarnya membakar sampah
itu tidak boleh karena dilarang oleh Undang-Undang Lingkungan Hidup.
Ada cara lain untuk memusnahkan sampah. Tidak perlu dibakar seperti
dibenamkan kedalam tanah sehingga menjadi humus. Kami menghimbau kepada
Pak Camat dan Pak Lurah agar menyampaikan kepada masyarakat agar tidak
membakar sampah,"tukasnya.(DU)