N3, New York ~ Pelaksanaan Sustainable Development
Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Banda Aceh
akan berlandaskan nilai-nilai syariat dan keislaman. Nilai universal
Islam akan menjadi kunci keberhasilan program PBB pengganti Millenium
Development Goals (MDGs) tersebut.
Hal itu dinyatakan oleh Wali Kota Banda
Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE pada Cities Driving Sustainable
Development: “A Declaration of Cities Commitment to the 2030 Sustainable
Development Agenda” yang digelar oleh Sustainable Development Solutions
Network, Global Taskforce dan Urban SDG di The Tishman Auditorium, The
New School Building, New York, USA, Kamis (24/9/2015) malam waktu
setempat.
Di hadapan ratusan perwakilan negara
anggota PBB, Wali Kota Illiza yang mewakili wali kota se-Asia Fasifik,
menyampaikan tiga poin penting sebagai upaya untuk mencapai 17 tujuan
dan 169 target (sasaran) SDGs pada 2030 mendatang.
Pertama, mengingat kota-kota di dunia
dewasa ini sedang menghadapi persoalan yang unik dan besar, salah
satunya adalah arus urbanisasi, Illiza mendorong para anggota forum
untuk menyusun road map SDGs secara menyeluruh. “Pemko Banda Aceh
berkomitmen untuk terlibat secara aktif dalam seluruh rangkaian
prosesnya,” kata Illiza seraya menyatakan tekadnya untuk membawa Banda
Aceh menjadi salah satu role model kota tangguh bencana di dunia.
Poin kedua, kata Illiza, penerapan
Syariat Islam di Banda Aceh akan mejadi dasar bagi pihaknya dalam
menjaladan SDGs. “Pembangunan berkelanjutan di Banda Aceh akan
berlandaskan nilai-nilai syariat dan keislaman. Kami yakin, nilai
universal Islam akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian Sustainable
Development Goals dalam 15 tahun ke depan,” katanya.
Hal lainnya, Wali Kota Illiza
menginisiasi pentingnya keberadaan suatau resourceful repository,
-tempat dikumpulkannya hasil-hasil kajian dan riset tentang beragam isu
dan masalah perkotaan. “Untuk itu, networking harus dikembangkan dengan
melibatkan universitas, lembaga riset, NGO maupun lembaga donor,”
katanya.
Seperti diketahui, MDGs merupakan
komitmen dari 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia yang dicetuskan
pada 2000 lalu dengan 8 target utama, yakni: 1) Menanggulangi Kemiskinan
dan Kelaparan 2) Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua 3) Mendorong
Kesetaraan Gender dan Kesehatan Ibu 4) Menurunkan Angka Kematian Anak 5)
Meningkatkan Kesehatan Ibu 6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit
Menular Lainnya 7) Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup 8) Membangun
Kemitraan Global untuk Pembangunan.
MDGs yang akan berakhir pada Desember
2015, akan digantikan oleh SDGs. Sebagai kelanjutan dari MDGs, SDGs kini
menjadi model pembangunan global yang tak hanya mencakup kesejahteraan
rakyat di negara-negara berkembang, tetapi juga di seluruh negara yang
anggota PBB penerima SDGs. Jika MDGs hanya ada 8 langkah mencapai target
kesejahteraan, maka SDG memiliki 17 langkah pada 15 tahun ke depan.
Dijadwalkan, Jumat (25/9) pagi waktu New
York, saat pembukaan Sidang Umum PBB yang akan diisi dengan pidato
Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Paus Fransiskus, akan dideklarasikan SDGs
sebagai komitmen global negara-negara di dunia. rel