N3, Sulsel ~ Pembangunan wisma negara di Kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) sudah dimulai. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, melakukan peletakan batu pertama dan pemasangan tiang pancang pembangunan wisma negara, Rabu (19/8).
Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sulsel, Andi Bakti Haruni, mengatakan, segala bentuk perizinan untuk pembangunan wisma negara tersebut sudah rampung. Selama proses desain, pihaknya juga telah berkonsultasi dengan Walikota Makassar dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan dilakukan kesepakatan terkait pembiayaan wisma negara. "Terkait pelaksanaan konstruksi, dimenangkan PT Putra Jaya Makassar," kata Andi Bakti.
Ia menjelaskan, wisma negara akan dilengkapi gedung pertemuan seluas 5.500 meter persegi dengan kapasitas lebih dari 2.000 orang. Wisma negara terdiri dari bangunan tiga lantai termasuk basement dan dibagi menjadi sektor publik dan privat.
"Proyek ini akan dibiayai APBN dan dalam rangka menjamin kualitas, kami kontrak dengan konsultan manajemen PT Biosfera sebesar Rp1,3 miliar. Sedangkan, untuk pembangunan dibutuhkan anggaran Rp55 miliar," bebernya.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, keinginannya membangun wisma negara di Makassar muncul setelah melihat wisma negara di Moskow dan Beijing. Dimana, wisma negara bisa dipakai publik untuk pertemuan dan perjamuan tokoh-tokoh penting.
"Kawasan ini merupakan hasil kompromi bersama dengan Pemkot Makassar dan tidak hadir begitu saja. CPI bukan hanya untuk private sektor, tapi juga ada Ruang Terbuka Hijau dan kawasan publik," terang Syahrul.
Ia menegaskan, kawasan CPI dibangun untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk pribadi. Syahrul menginginkan, selain wisma negara, di kawasan CPI juga ada masjid yang tidak kalah bagus dengan masjid lain di Indonesia. Selain itu, masyarakat bisa menggunakan perahu dari CPI ke kawasan Maccini Sombala of Indonesia (MoI).
"Yang ada disini jangan dijual ke siapa-siapa, biarkan anak-anak kita menikmati tempat ini. Itu kanal jangan ada yang tutup. Jangan ada yang tutupi sunset, harus tetap keliatan. Tanah ini bersertifikat. Ini bukan untuk pribadi, tapi untuk rakyat," tegasnya.
Syahrul berharap, pembangunan wisma negara bisa selesai sebelum masa jabatannya berakhir tahun 2017 mendatang. Dw/Na/Rel