N3, Padang ~ Ramadhan sudah di ambang pintu. Selasa (16/6) esok umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa selama bulan Ramadhan. Seperti sudah menjadi kebiasaan yang telah berurat berakar di tengah masyarakat, tradisi balimau dilakukan sehari sebelum memasuki Ramadhan.
Tradisi Balimau terus dilakukan segelintir umat Islam di Kota Padang. Umumnya mereka memanfaatkan sungai, lubuk dan tempat pemandian lain untuk mandi-mandi. Tentu dengan harapan dapat mensucikan diri dan meluruhkan dosa sebelum memulai puasa.
Kebiasaan Balimau ini dianggap menyesatkan dan ditentang Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah. Wako mengatakan, Balimau tidak ada dianjurkan dalam Islam. “Balimau tidak ada dianjurkan di dalam Islam. Itu bukan budaya kita, ndak ada itu balimau ke sungai, ke lubuak, kemudian bercampur baur,” sebutnya dalam suatu kesempatan baru-baru ini.
Menurut Wako Mahyeldi, Balimau tidak akan mempengaruhi pahala puasa. Akan tetapi Balimau justru dapat merusak pahala. “Balimau tidak akan mempengaruhi pahala puasa kita,” tuturnya.
Wako mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan Balimau sehari menjelang puasa. “Kepada niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, tokoh masyarakat serta seluruh warga Kota Padang untuk tidak Balimau dan menjaga anak kemenakan dari tradisi menyesatkan tersebut,” imbaunya.
Wako mengatakan, jika ingin melakukan Balimau, bukan dengan mandi-mandi di sungai ataupun lubuk bersama-sama. Akan tetapi dengan bersilaturahim dan bermaaf-maafan dengan keluarga, orangtua, tetangga dan karib kerabat. “Dengan bermaafan akan membersihkan hubungan antara kita untuk memasuki bulan puasa,” sebut Wako.
Ramadhan merupakan bulan baik. Di bulan puasa banyak peluang besar untuk berbuat kebaikan dan memperoleh pahala sebanyak-banyaknya. Wako Mahyeldi mengatakan, Pemko Padang akan mengambil peluang di bulan puasa tersebut. Wako sudah menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan masyarakat untuk melakukan shalat subuh di masjid dan mushalla. (Charlie)