BPKP Dampingi Pemprov Kelola Aset

N3, Sulawesi Selatan ~ Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan mendampingi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dalam pengelolaan aset. Sehingga, pengelolaan aset tidak lagi sekadar berkutat pada penatausahaan.
Kepala BPKP Sulsel, Deni Suardini, mengungkapkan,‎ sudah saatnya paradigma pengelolaan aset diubah. Yang tadinya hanya menghamburkan uang, menjadi sumber pendapatan daerah.
"Sekarang pengelolaan aset masih berkutat di penatausahaan. Padahal sudah harus berubah paradigmanya," kata Deni, usai melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Sulsel, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., M.Si., MH, Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Makassar, Tri Heriadi, dan Kepala Inspektorat Sulse,l Yusuf Sommeng di Ruang Kerja Gubernur.
Deni mengungkapkan, BPKP telah menyusun sebuah aplikasi pengelolaan aset berbasis IT yang bisa dipakai oleh pemerintah daerah secara gratis. Aplikasi tersebut sudah mencakup pencatatan, pengelolaan, hingga penyusutan aset.
"Saat ini sudah ada 16 dari 25 pemerintah daerah yang memanfaatkan aplikasi ini, termasuk Pemprov Sulsel. Jadi, pengelolaan aset itu tidak lagi secara gelondongan tapi sudah berbasis IT," ujarnya.
Ia menambahkan, aplikasi tersebut akan sangat membantu dalam pengelolaan aset. Mengingat, aset kerap menjadi persoalan klasik dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Sementara, Kepala BPK RI Perwakilan Makassar, Tri Heriadi,‎ mengatakan, dalam pertemuannya dengan gubernur tersebut, ia melaporkan bahwa sudah ada 21 laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diterima. 10 diantaranya meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan 11 meraih opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan, empat daerah yakni Toraja Utara, Tana Toraja, Selayar, dan Jeneponto, belum menyerahkan karena memang waktunya belum sampai.
"Ada kemauan dari kami, mudah-mudahan yang WTP lebih banyak lagi," kata Tri.
Tri mengungkapkan, hal yang kerap menjadi masalah sehingga daerah kesulitan meraih WTP adalah masalah aset dan piutang bergulir. Karena itu, dua masalah itu harus segera diperbaiki. Salah satu caranya dengan melibatkan BPKP untuk melakukan pendampingan.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengakui, masalah aset masih menjadi kendala. Karena itu, pengelolaannya akan terus dibenahi, termasuk dengan pengelolaan aset berbasis IT yang disiapkan BPKP.
"Di Pemprov Sulsel, pengelolaan asetnya sudah berbasis IT. Koordinasi dengan BPKP harus tetap jalan agar ke depannya lebih baik lagi," kata Syahrul. Dw/Na
Previous Post Next Post