Nusantara~Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menghadiri dan membuka secara langsung acara yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN AKSA) Provinsi Sumatea Barat. Acara ini bertempat di Gedung Engku Syafe’I Komplek kampus Universitas Negeri Padang. Acara dihadiri juga oleh pimpinan SKPD terkait dan pada narasumber yang mengisi materi dalam Seminar ini pada Kamis (26/3).
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Ratna Wilis menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memndorong dan memasyarakatkan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN AKSA).
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Ratna Wilis menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memndorong dan memasyarakatkan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN AKSA).
“Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kurang lebih berjumlah 120 orang, baik dari pemerintahan maupun dari umum. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memiliki persepsi yang sama tentang cara pencegahan kejahatan seksual pada anak”, tambahnya.
Kekerasan seksual terhadap anak yang marak di Indonesia sejak beberapa bulan belakangan ini nampaknya belum akan reda, kekerasan demi kekerasan seksual muncul silih berganti dengan berbagai macam motif dan modus operasi. Masa depan bangsa dipertaruhkan jika tidak ada gerakan nyata. Dan GN AKSA inin merupakan bukti nyata bahwa kita semua harus bersatu untuk memerangi kejahatan seksual terhadap anak di Sumatera Barat ini.
Gubernur Sumatera Barat menyampaikan bahwa Kegiatan GN AKSA ini sangat perlu untuk mengatasi berbagai permasalahan kekerasan seksual terhadap anak yang demikian massif dan hampir merata terjadi di Tanah Air.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menyongsong kebijakan yang ada, serta kita dapat member perhatian pada situasi dan kondisi yang ada saat ini. Apalagi kita sebagai orang tua harus lebih memperhatikan pergaulan anak-anak kita, banyak kita lihat sekarang pergaulan anak zaman sekarang telah melampaui norma-norma dan batas-batas agama, sedangkan kita tahu bahwa Sumatera Barat dan Orang Minang adalah masyarakat yang memiliki prinsip “Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah”, ucap IP.
IP Juga menambahkan bahwa peran orang tua sangat penting dalam pemasalahan ini.
“Apa sebenarnya peran orang tua ? Apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua? Saya harap dalam kegiatan ini kita semua bisa mendapatkan jawaban yang tepat. Dan saya juga menambahkan bahwa dalam mendidik anak-anak sekarang tidak bisa langsung dengan “keras” lagi, karena perkembangan zaman yang mengubah pemikiran anak-anak kita”, tambah IP.
“Para orang tua harus kembali mengajarkan norma-norma dasar bagi anak masing-masing. Landasan dasar orang Minang, mengaji pada saat maghrib, sholat berjamaah dirumah ataupun di Musholla, dan mematikan TV pada saat sore hari, sehingga anak-anak bisa mendapatkan nilai-nilai dasar Agama yang kuat, dan tidak akan terpengaruh oleh keadaan sekitar. Dan juga para orang tua harus memberikan penjelasan kepada anak-anak tentang bahaya dari Seks bebas yang saat ini sudah menjadi kebiasaan yang salah, entah itu korban film maupun dari video yang dapat dilihat di internet. Para orang tua harus memberikan semua itu agar nantinya para generasi muda kita ini bisa menjadi seorang pemimpin yang baik dan bisa membangun Sumatera Barat yang tercinta ini “, ucap IP ketika akan membuka secara langsung Kegiatan ini.(nal/rel)