Nusantara ~ Semakin meningkatnya desakan untuk percepatan pembebasan tanah untuk pembangunan Proyek Batang Maransi – Banda Luruih di Kelurahan Kurao Pagang hingga Air Pacah, membuat Pemerintah Kota Padang, khususnya Bagian Pertanahan Setda Kota Padang tidak main – main dalam memburu penyelesaian pekerjaan pembebasan tanahnya.
Salah satu permasalahan yang menjadi momok dalam pembebasan tanah di lokasi yang akan menyelesaikan permasalahan banjir di kawasan Air Pacah dan sekitanya tersebut adalah banyaknya tanah – tanah masyarakat yang tidak diketahui keberadaan pemiliknya, karena rata-rata masyarakat yang dulu membeli tanah di lokasi tersebut, tidak pernah lagi melihat kondisi tanahnya hingga saat ini.
"Oleh karena itu, dalam beberapa bulan kebelakang, Bagian Pertanahan bekerjasama dengan Kantor BPN Kota Padang giat menyelidiki dan menelusuri jejak para pemilik tanah tersebut, ke Kota/Kabupaten lain, hingga ke Pekanbaru, dan sebagainya,'' kata Yoga Natasha Amin, Kasubag Administrasi di Bagian Pertanahan Setda Kota Padang, di Balaikota Aia Pacah, Selasa (16/9). Terakhir, Bagian Pertanahan Setda Kota Padang menghadapi kendala, adanya 2 pemilik tanah yang tanahnya sudah akan dikerjakan oleh Kontraktor Batang Maransi-Batang Luruih, namun si pemilik tidak diketahui keberadaannya.
Salah satu permasalahan yang menjadi momok dalam pembebasan tanah di lokasi yang akan menyelesaikan permasalahan banjir di kawasan Air Pacah dan sekitanya tersebut adalah banyaknya tanah – tanah masyarakat yang tidak diketahui keberadaan pemiliknya, karena rata-rata masyarakat yang dulu membeli tanah di lokasi tersebut, tidak pernah lagi melihat kondisi tanahnya hingga saat ini.
"Oleh karena itu, dalam beberapa bulan kebelakang, Bagian Pertanahan bekerjasama dengan Kantor BPN Kota Padang giat menyelidiki dan menelusuri jejak para pemilik tanah tersebut, ke Kota/Kabupaten lain, hingga ke Pekanbaru, dan sebagainya,'' kata Yoga Natasha Amin, Kasubag Administrasi di Bagian Pertanahan Setda Kota Padang, di Balaikota Aia Pacah, Selasa (16/9). Terakhir, Bagian Pertanahan Setda Kota Padang menghadapi kendala, adanya 2 pemilik tanah yang tanahnya sudah akan dikerjakan oleh Kontraktor Batang Maransi-Batang Luruih, namun si pemilik tidak diketahui keberadaannya.
"Setelah diselidiki, ternyata 2 orang pemilik tanah tersebut berdomisili di Jakarta, dan atas perintah Bapak Walikota Padang, Bagian Pertanahan membentuk tim kecil untuk mencari para pemilik tanah tersebut," ujar Yoga. Tim yang dikomandoi Kepala Bagian Pertanahan Amasrul ini, membawa seluruh berkas-berkas yang sekiranya akan diperlukan untuk negosiasi nantinya dengan para pemilik tanah yang akan dicari tersebut.
Tim terdiri dari Kasubag Administrasi Pertanahan Yoga N Amin, Kasubag Ganti Rugi Pertanahan Retopa Martha, serta 2 orang pelaksana Rio Mirandi, dan Tri Pria Anugerah, SSTP . Tim juga melibatkan Kasi Pengukuran Kantor BPN Kota Padang, Rivaldi. Dalam kesempatan itu Bagian Pertanahan Setda Kota Padang juga mengagendakan pertemuan dengan pihak Direktorat Pengadaan Tanah Pemerintah BPN RI untuk berkonsultasi dalam melaksanakan pengadaan tanah.
Dari kunjungan tersebut, lanjut Yoga, akhirnya para pemilik tanah berhasil ditemukan. Setelah bernegosiasi, para pemilik tanah bersedia dibebaskan tanahnya dan mengurus segala proses yang dibutuhkan. "Sementara proses tersebut mereka urus, maka mereka bersedia menandatangani Surat Pernyataan mengizinkan pengerjaan proyek atas tanahnya atas nama As (istri dari mendiang Sabirin) dan Hj. Nursima,'' tutur Yoga.
Uniknya dari perjalanan ini, menurut Yoga, setelah menelusuri belantara Jakarta dari lorong-lorong dan gang sempit hingga ke perumahan mewah untuk mencari pemilik tanah , salah seorang pemilik tanah, Hj. Nursima adalah kakak kandung dari Arief Rahman Hakim, sang Pahlawan Ampera. ''Kedepannya seluruh pihak berharap agar pembeasan tanah dan pembangunan proyek pengendalian banjir Batang Maransi – Batang Luruih ini dapat berjalan lancar dan sukses.(rel)