Program "Singgah Sahur", Gugah Jiwa Islamiyah

nusantaranews.net ~ Program kegiatan " Singgah Sahur," di canangkan Walikota  Kota Padang, H.Mahyeldi, SP di awali di Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah, langsung menyentuh warga masyarakat dengan acara makan sahur bersama di tengah keluarga kurang mampu,  acara ini di laksanakan secara spontan, melibat beberapa kepala SKPD saja. Singgah Sahur bersama warga miskin akan terus di laksanakan sampai berakhir bulan ramadhan.

Acara buka puasa bersama dengan para kolega mungkin sudah lazim dilakukan pejabat di negeri ini. Tapi makan sahur bersama dengan keluarga miskin dalam gubuk sangat sederhana agaknya baru dilakukan oleh Walikota Padang H. Mahyeldi. Bahkan selama bulan Ramadhan tahun ini, Mahyeldi memprogramkan "Singgah Sahur" sembari menyasar keluarga - keluarga yang kurang beruntung di Kota Padang.

Kamis (3/7) dini hari, Singgah Sahur perdana dimulai di rumah keluarga Mustafa di RT 03/RW 08 Kampung Tabek Batu Kelurahan Aie Pacah Kecamatan Koto Tangah. Pada kesempatan itu, Walikota Mahyeldi didampingi Kepala Bapedalda Edi Hasymi, Kabag Humas dan Protokol Mursalim, Camat serta Lurah setempat.

Mahyeldi mendapati keluarga pasangan Mustafa dan Witriani yang menempati gubuk berukuran kecil dengan kondisi sangat memprihatinkan. Gubuk berdindingkan tripleks bekas  dan 'palupuh' bambu itu sebagiannya  telah lapuk. Di sana - sini terdapat lubang. Di dalam gubuk tak ada sekat antara kamar tidur dan ruang tamu, bahkan dapurnya langsung terlihat dari pintu depan. Pada atapnya pun terdapat beberapa lubang, sehingga dipastikan bocor jika hujan. Mustafa (38) yang hanya berprofesi sebagai pengumpul barang bekas adalah perantau asal Payakumbuh yang menikah dengan Witriani (38) penduduk asli Aie Pacah. Pasangan ini dikarunia enam orang anak, buah pernikahan mereka sejak tahun 2000 silam.

Witriani menceritakan, selama hampir 9 tahun, mereka pernah tinggal berpindah - pindah, menempati perumahan yang kebetulan tidak ditempati pemiliknya. Tetapi, waktu gempa melanda Padang pada 2009 silam, sebagian besar rumah di perumahan itu runtuh, termasuk rumah yang mereka tempati. ''Beruntung kami bisa membangun gubuk ini. Tanahnya adalah milik keluarga. Di sebelahnya adalah rumah Mak,'' ujar Witriani kepada wartawan yang menyertai rombongan Walikota.

Lebih lanjut Witriani yang akrab disapa Wit ini menuturkan, penghasilan suaminya cuma untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Itupun, diakuinya lebih sering kurangnya dari pada cukup. Sedangkan, Wit sehari - hari hanya mengurus suami dan keenam anak mereka sekaligus merawat Mak yang sudah sepuh dan sakit - sakitan. "Untungnya anak - anak kami masih bisa bersekolah, walaupun kami belum dapat membangun tempat tinggal yang lebih layak,'' katanya.

Anak sulung pasangan ini sudah duduk di kelas II SMP, anak kedua mereka naik kelas lima SD, anak ketiga di kelas tiga SD, sedangkan anak mereka yang keempat baru masuk SD tahun ini. Dua anak mereka lainnya masih kecil - kecil.

Atas kunjungan Walikota yang tak mereka sangka - sangka, Wit dan Mus mengaku sangat senang sekaligus terharu. ''Kami sangat senang, tapi juga kaget karena tak menyangka Bapak Wali akan datang ke tempat tinggal kami ini. Sebelumnya kami hanya diberitahu akan ada tamu dari Pemko untuk makan sahur di sini, tapi diminta untuk tidak mempersiapkan apa - apa," ucapnya polos.

Wit juga berharap perhatian yang diberikan pimpinan seperti itu Mahyedi, juga dapat dirasakan oleh orang yang senasib dengannya. Sebab, Wit merasakan bentuk perhatian yang tulus dari pejabat negeri, saat ini sungguh langka. Kecuali, janji - janji muluk karena kepentingan politik atau ada sesuatu di baliknya.  "Ini suatu perhatian yang tulus dari Bapak Walikota, Mahyeldi terhadap orang kecil seperti kami. Mudah - mudahan Walikota juga memberikan perhatian yang sama terhadap orang kecil lainnya," ungkap Wit.

Mus sendiri tak banyak bicara, ia terlihat larut ketika menyimak beberapa nasehat dari Walikota yang dikenal alim itu. Mata Mus yang menahan sisa kantuk pagi itu tampak berkaca - kaca ketika Walikota Mahyeldi berpesan agar mereka memperhatikan sekolah anak - anak mereka. Agar anak - anak tersebut dapat "membangkik batang tarandam'' kelak. Begitu juga soal ibadah, Mahyeldi mendorong keluarga tersebut agar lebih taat sholat dan berpuasa serta tawakal kepada Allah dalam menghadapi segala cobaan kehidupan.

Jika menyimak kisah Mahyeldi sendiri, sebelum seperti sekarang, ia pun kurang lebih pernah bertungkus lumus dalam kehidupan yang keras. Ia pernah mendorong gerobak membantu orang tua berjualan, pernah menjadi guru mengaji dan menjadi penjual koran. Tapi semangat pantang menyerah dan berpikir positif menghadapi masa depan, dia terus menyelesaikan pendidikan, bahkan membantu menyekolahkan adik - adiknya. Perjuangan itu telah mengantarkan dirinya hingga menjadi Walikota Padang saat ini. Sebelumnya juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi dan Wakil Walikota Padang.

Hal itu diceritakan Mahyeldi kepada keluarga tersebut untuk memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani kehidupan. Sebab, menurutnya, perjuangan yang keras akan menuai keberkahan jika disertai doa dan bersyukur atas yang diberikan Allah.


Walikota mengaku merasakan suatu kenikmatan ketika dapat berbagi dalam sahur bersama di rumah keluarga Mustafa yang sangat sederhana. Akan tetapi, tidak mau merepotkan tuan rumah. Untuk itu, rombongan Walikota sengaja mempersiapkan keperluan sahur berupa nasi kotak dan minumannya yang di bawa sendiri. Bahkan, tikar yang dipakai untuk duduk bersama juga dipersiapkan sendiri.

"Kita persiapkan semuanya agar tak merepotkan tuan rumah. Makanya, kepada keluarga ini kita pesan sebelumnya agar tidak mempersiapkan apa - apa," kata Mahyeldi kepada beberapa wartawan yang ikut dalam rombongan.


Walikota menambahkan, dari kesempatan seperti ini, akan tercipta kedekatan antara aparatur dengan masyarakat. Sehingga kondisi warga sesungguhnya dapat diketahui. ''Kita dapat langsung mengetahui bagaimana kehidupan mereka, kondisi rumah yang mereka tempati termasuk soal pendidikan anak - anak mereka,''ujar Mahyeldi.


Terakhir Mahyeldi menyebutkan, rumah Mustafa menjadi target program bedah rumah. Sebelum hari raya dipastikan bisa selesai dan dapat ditempati keluarga tersebut. "Rumah ini secepatnya akan kita rehab menjadi rumah yang layak huni. Sebelum hari raya sudah selesai,"pungkas Mahyeldi. Setelah makan sahur bersama di rumah keluarga Mustafa, sebelum pamit, Walikota menyerahkan bingkisan bagi keluarga tersebut.(humas)
Previous Post Next Post