nusantaranews.net ~ Siapa yang tak tahu Gang Dolly, kawasan lokalisasi yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya. Konon, inilah lokalisasi pelacuran yang terbesar di Asia Tenggara melebihi Patpong di Bangkok, Thailand atau Geylang di Singapura. Di sini, wanita pekerja seks dipajang di ruang kaca mirip etalase.
Namun, sepekan menjelang Ramadhan tahun ini atau tepatnya 18 Juni 2014 mendatang, komplek pelacuran terbesar itu dipastikan ditutup.
Kepastian ditutupnya Gang Dolly itu diungkapkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, saat menjamu Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dan rombongan serta sejumlah kepala daerah dari beberapa provinsi di kantornya, sebelum acara penandatanganan kerjasama lintas perkotaan.
Menurut Tri Rismaharini, penutupan ini harus dia lakukan karena sudah banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan lokalisasi ini. Sampai-sampai masyarakat luar berpersepsi, Gang Dolly menjadi ikonnya Kota Surabaya.
"Sejak 2010, kami sudah melakukan sosialisasi tentang rencana penutupan ini. Para mucikari dan pekerja seks komersial kami datangi dan kami berikan sosialisasi sebagai bekal keterampilan. Kami ingin agar mereka mendapat pekerjaan yang lebih baik. Tidak hanya mereka tetapi juga anak-anak mereka," kata Walikota yang akrab disapa Risma ini.
Lebih lanjut Risma menambahkan, di kawasan lokalisasi Dolly nantinya akan dibangun gedung berlantai enam. Lantai dasar difungsikan sebagai sentra PKL, lantai dua untuk usaha makanan kering, lantai tiga dan lantai empat khusus untuk perpustakaan dan computer. Sedangkan lantai lima, digunakan untuk taman bermain anak-anak serta Balai Rukun Warga di lantai enam.
“Gedung itu juga akan dilengkapi dengan lift. Anggaran yang kami siapkan unruk pembangungannya lebih kurang Rp. 9 milyar,” katanya.
Selain itu, Risma menambahkan, Pemko Surabaya juga akan membangun sarana penunjang lain di kawasan tersebut, seperti sarana olahraga dan perdagangan.
“Kami serius menutup Dolly ini sekaligus juga ada solusi yang kami berikan kepada warga yang bekerja di situ setelah Dolly ditutup. Namun masih ada saja warga yang menolak dan melakukan demo. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh saya,” ungkap Risma.
Risma mengaku tak takut dengan ancaman - ancaman terhadap dirinya. “Saya tidak takut, karena pengalaman saya, selalu ada pertolongan Allah kalau apa yang kita lakukan semata-mata untuk kebaikan masyarakat,” tegas Risma dengan suara bergetar.
Keberadaan Dolly menyebabkan rusaknya moral masyarakat. Selain itu, dari sana akan berkembang penyakit yang mengerikan, seperti HIV Aids dan sebagainya. Lalu akan menulari istri, suami dan anak - anak mereka.
“Mereka (yang menentang penutupan) tidak tahu, selain rusaknya moral masyarakat, orang yang datang ke situ juga akan membawa penyakit untuk isteri dan anak-anaknya," tegas Risma.
Penutupan lokalisasi, sebelumnya sudah dilakukan oleh Walikota Surabaya ini, diantaranya lokalisasi Dupak Bangunsari, Tambaksari, Sememi dan Klakahreja.
"Dikeempat wilayah tersebut kondisinya saat ini sudah berubah jauh lebih baik setelah ditutup," kata Risma.
Sementara itu, Walikota Padang Mahyeldi mensupport Walikota Surabaya dalam upaya menutup lokasi maksiat tersebut. ”Semoga upaya tersebut diridhoi dan dilindungi oleh Allah SWT," kata Mahyeldi.(Humas dan Protokol Kota Padang)
Namun, sepekan menjelang Ramadhan tahun ini atau tepatnya 18 Juni 2014 mendatang, komplek pelacuran terbesar itu dipastikan ditutup.
Kepastian ditutupnya Gang Dolly itu diungkapkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, saat menjamu Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dan rombongan serta sejumlah kepala daerah dari beberapa provinsi di kantornya, sebelum acara penandatanganan kerjasama lintas perkotaan.
Menurut Tri Rismaharini, penutupan ini harus dia lakukan karena sudah banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan lokalisasi ini. Sampai-sampai masyarakat luar berpersepsi, Gang Dolly menjadi ikonnya Kota Surabaya.
"Sejak 2010, kami sudah melakukan sosialisasi tentang rencana penutupan ini. Para mucikari dan pekerja seks komersial kami datangi dan kami berikan sosialisasi sebagai bekal keterampilan. Kami ingin agar mereka mendapat pekerjaan yang lebih baik. Tidak hanya mereka tetapi juga anak-anak mereka," kata Walikota yang akrab disapa Risma ini.
Lebih lanjut Risma menambahkan, di kawasan lokalisasi Dolly nantinya akan dibangun gedung berlantai enam. Lantai dasar difungsikan sebagai sentra PKL, lantai dua untuk usaha makanan kering, lantai tiga dan lantai empat khusus untuk perpustakaan dan computer. Sedangkan lantai lima, digunakan untuk taman bermain anak-anak serta Balai Rukun Warga di lantai enam.
“Gedung itu juga akan dilengkapi dengan lift. Anggaran yang kami siapkan unruk pembangungannya lebih kurang Rp. 9 milyar,” katanya.
Selain itu, Risma menambahkan, Pemko Surabaya juga akan membangun sarana penunjang lain di kawasan tersebut, seperti sarana olahraga dan perdagangan.
“Kami serius menutup Dolly ini sekaligus juga ada solusi yang kami berikan kepada warga yang bekerja di situ setelah Dolly ditutup. Namun masih ada saja warga yang menolak dan melakukan demo. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh saya,” ungkap Risma.
Risma mengaku tak takut dengan ancaman - ancaman terhadap dirinya. “Saya tidak takut, karena pengalaman saya, selalu ada pertolongan Allah kalau apa yang kita lakukan semata-mata untuk kebaikan masyarakat,” tegas Risma dengan suara bergetar.
Keberadaan Dolly menyebabkan rusaknya moral masyarakat. Selain itu, dari sana akan berkembang penyakit yang mengerikan, seperti HIV Aids dan sebagainya. Lalu akan menulari istri, suami dan anak - anak mereka.
“Mereka (yang menentang penutupan) tidak tahu, selain rusaknya moral masyarakat, orang yang datang ke situ juga akan membawa penyakit untuk isteri dan anak-anaknya," tegas Risma.
Penutupan lokalisasi, sebelumnya sudah dilakukan oleh Walikota Surabaya ini, diantaranya lokalisasi Dupak Bangunsari, Tambaksari, Sememi dan Klakahreja.
"Dikeempat wilayah tersebut kondisinya saat ini sudah berubah jauh lebih baik setelah ditutup," kata Risma.
Sementara itu, Walikota Padang Mahyeldi mensupport Walikota Surabaya dalam upaya menutup lokasi maksiat tersebut. ”Semoga upaya tersebut diridhoi dan dilindungi oleh Allah SWT," kata Mahyeldi.(Humas dan Protokol Kota Padang)