Nusantararanews.net ~ Kalender tahunan Tour de Singkarak (TdS) dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh pemerintah Provinsi Sumatera Barat, ternyata pengelolaanya belum professional.
Pasalnya hingga hari ini (3/6), pihak Event Organizer (EO) yang bertanggungjawab terhadap publikasi media, masih suram atau belum didapat siapa pemenang tender untuk mengelola dan mempulikasikan kegiatan event berstandar Internasional. Begitu juga tehadap kesiapan sarana dan prasarana jalan juga masih kurang.
Menanggapi persoalan tersebut, Yatun, SH salah seorang tokoh masyarakat Kota Padang saat dimintai komentarnya menyayangkan atas ketidak becusana panitia pelaksanaan TdS ke VI tahun ini.
Ia menilai, event nasional berskala internasional pelaksanaan Tds kian hari yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata semakin semrawut atau amburadul.
Semestinya Disbudpar lebih profesional dalam pelaksanaannya, karena pelaksanaannya bukanlah untuk pertama kali, paparnya.
Hasil pantauan lapangan beberapa menit lalu, salah satu jalan protokol sepanjang Khatib Sulaiman Kota Padang dibawah tanggungjawab dinas PU Kota Padang juga masih banyak yang berlobang. Meski sedang dilakukan perbaikan, namun mepetnya waktu pelaksanaan TdS, dikwatirkan pekerjaan tidak selesai hingga waktu yang telah ditentukan.
Begitu juga pada jalur dari Simpang Godang hingga ke Simpang Empat Pasaman, masih terlihat diruas jalan galian riol yang menumpuk dan jalan berlobang yang terbengkalai.
Akibatnya terjadi penyempitan jalan, dan apabila hujan, luapan lumpur pun mengenangi sepanjang jalur yang akan dilalui
Sedangkan tujuan dari TdS sendiri yang ingin memperkenalkan, keanekaragaman wisata dan budaya Provinsi Sumatera Barat ke masyarakat Internasional tidak jelas. Malah sebaliknya, kebobrokan dan ketidakbecusan masyarakat Sumatera Barat itu sendiri yang terlihat.
Oleh karena itu, ia menghimbau Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk lebih jelimet menanggapi persoalan ini. Sebab apabila memang tidak mampu membenahi persiapan dan pelaksanaannya, jangan dipaksakan. Kapan perlu hapuskan kalender tahunan TdS, kalau hanya menghabiskan keuangan negara saja, tegas Yatun
Didit Kabid Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat saat dikonfirmasi terkait enggan berkomentar banyak. Sebab, untuk pengelolaannya semua telah diserahkan kepada pihak ketiga (EO), dan hal ini telah sesuai dengan peraturan.
Ironisnya, sampai saat sekarang untuk pengelolaan publikasi pemberitaan, baik media cetak maupun elektronik pihaknya masih belum juga mendapat siapa EO yang bertanggungjawab terhadap kegiatan tersebut.
“saya belum menerima dan mengetahui siapa pemenang tender untuk pengelolaan media, karena masih dalam proses tender,” tuturnya.
Namun kami berharap, mudah-mudahan segala sesuatunya dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, harapnya. **
Pasalnya hingga hari ini (3/6), pihak Event Organizer (EO) yang bertanggungjawab terhadap publikasi media, masih suram atau belum didapat siapa pemenang tender untuk mengelola dan mempulikasikan kegiatan event berstandar Internasional. Begitu juga tehadap kesiapan sarana dan prasarana jalan juga masih kurang.
Menanggapi persoalan tersebut, Yatun, SH salah seorang tokoh masyarakat Kota Padang saat dimintai komentarnya menyayangkan atas ketidak becusana panitia pelaksanaan TdS ke VI tahun ini.
Ia menilai, event nasional berskala internasional pelaksanaan Tds kian hari yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata semakin semrawut atau amburadul.
Semestinya Disbudpar lebih profesional dalam pelaksanaannya, karena pelaksanaannya bukanlah untuk pertama kali, paparnya.
Hasil pantauan lapangan beberapa menit lalu, salah satu jalan protokol sepanjang Khatib Sulaiman Kota Padang dibawah tanggungjawab dinas PU Kota Padang juga masih banyak yang berlobang. Meski sedang dilakukan perbaikan, namun mepetnya waktu pelaksanaan TdS, dikwatirkan pekerjaan tidak selesai hingga waktu yang telah ditentukan.
Begitu juga pada jalur dari Simpang Godang hingga ke Simpang Empat Pasaman, masih terlihat diruas jalan galian riol yang menumpuk dan jalan berlobang yang terbengkalai.
Akibatnya terjadi penyempitan jalan, dan apabila hujan, luapan lumpur pun mengenangi sepanjang jalur yang akan dilalui
Sedangkan tujuan dari TdS sendiri yang ingin memperkenalkan, keanekaragaman wisata dan budaya Provinsi Sumatera Barat ke masyarakat Internasional tidak jelas. Malah sebaliknya, kebobrokan dan ketidakbecusan masyarakat Sumatera Barat itu sendiri yang terlihat.
Oleh karena itu, ia menghimbau Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk lebih jelimet menanggapi persoalan ini. Sebab apabila memang tidak mampu membenahi persiapan dan pelaksanaannya, jangan dipaksakan. Kapan perlu hapuskan kalender tahunan TdS, kalau hanya menghabiskan keuangan negara saja, tegas Yatun
Didit Kabid Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat saat dikonfirmasi terkait enggan berkomentar banyak. Sebab, untuk pengelolaannya semua telah diserahkan kepada pihak ketiga (EO), dan hal ini telah sesuai dengan peraturan.
Ironisnya, sampai saat sekarang untuk pengelolaan publikasi pemberitaan, baik media cetak maupun elektronik pihaknya masih belum juga mendapat siapa EO yang bertanggungjawab terhadap kegiatan tersebut.
“saya belum menerima dan mengetahui siapa pemenang tender untuk pengelolaan media, karena masih dalam proses tender,” tuturnya.
Namun kami berharap, mudah-mudahan segala sesuatunya dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, harapnya. **