nusantaranews.net ~ Walau Pejabat Walikota Padang Erizal Agus menegaskan mutasi dan pelantikan pejabat di lingkungan Pemko Padang Senin (28/4) kemaren merupakan salah satu bentuk penyegaran struktur organisasi, namun banyak pihak menilai ada motiv lain.
Raflis Agus, anggota DPRD Kota Padang dari Fraksi Partai Hanura menilai, Pejabat Walikota Padang Erizal telah melakukan tindakan "bodoh." Pasalnya, sebagai Pj Wako, masa jabatannya akan segera berakhir dan digantikan Wako baru.
"Bukan dia yang akan memakai pejabat yang dia lantik karena tak lama lagi masa jabatannya akan berakhir. Kenapa dia mengambil tindakan 'bodoh' itu? Sebab, orang pasti menumpukan semua kesalahan itu kepadanya," ujar Raflis lagi.
Raflis Agus tak menepis anggapan mutasi dan pergantian pejabat di lingkungan Pemko Padang tersebut ada indikasi balas dendam. Sebab, tindakan bodoh semacam itu hanya dilakukan anak-anak, bukan orang dewasa.
"Jika kita jadi pemenang maka sebaiknya jangan berbuat yang aneh-aneh. Biasanya yang kalah berbuat aneh-aneh," ungkapnya.
Dikatakan Raflis, orang diberhentikan atau diganti jika melakukan kesalahan sesuai tupoksi tugasnya. Itu pun harus ada peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Jika tetap melakukan kesalahan, baru diberhentikan.
"Jika orang berprestasi, seperti Kepsek SMAN 3 Padang itu, apa alasannya dia diganti? Saya tak habis pikir. Ini memperlihatkan, bahwa manusia itu memang tidak ada yang sempurna," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Padang Masrul Rajo Intan mengatakan, secara aturan memang Pejabat Walikota dibolehkan melakukan mutasi dan pergantian pejabat. Tetapi tentu harus dilandasi oleh semangat etos kerja dan profesionalitas.
"Mutasi boleh saja dilakukan asalkan berdasarkan etos kerja dan profesionalisme. Jika tidak, patut kita bertanya, ada apa dibalik ini semua?," ungkap Masrul. BY