Padang, Nn ~ Sebanyak 205 Santri Pasantren Ramadhan Masjid Mardhatillah Rimbo Tarok Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Kota Padang, tanpa ada guru pengawas, hal ini terungkap dari laporan Ketua Masjid Mardhatillah, pada acara kunjungan Tim Safari Ramadhan LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) Sumatera Barat.
Hal ini, mendapat tanggapan serius dari ketua LKAAM Sumatera Barat (Sumbar) Drs. M. Sayuti, Dt. Rajo Penghulu, tentu nantinya hasil yang kita inginkan tidak akan tercapai semaksimal mungkin karena guru yang mengajar anak-anak pasantren, dengan jumlah guru tidak sebanding di Masjid Mardhatillah, Kamis Malam (25/7).
Sayuti katakan keluhan yang di sampaikan pengurus Masjid Mardhatillah akan di teruskan nantinya kepada Pemerintah Kota Padang, agar tahun depan hendaknya tidak terjadi hal yang sama atas kekurangan tenaga pengawas dari guru.
Kita usahakan, minta tenaga pengawas dari guru-guru, sekaligus dapat mengajarkan anak-anak, belajar dari sekolah di pindahkan ke Masjid, suatu program sangat baik sekali dan luar biasa demi mendidik anak-anak lebih mendalam tentang ajaran Agama Islam, ujar Sayuti.
Dalam kesempatan itu, Sayuti mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan yang hangat dan harmonis serta kekeluargaan dari Jamaah masjid dan masyarakat Rimbo Tarok atas kedatangan Tim Safari Ramadhan LKAAM Sumbar ke Masjid Mardhatillah, bahkan melaksanakan berbuka bersama-sama.
Jadi, saya sangat merasa senang dan bangga bahwa Jamaah Masjid sangat kompak dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan istadat, saat cara makan bersama-sama, semua menurut aturan dan tata karama adat Minangkabau.
Misalnya sebelum makan melakukan tatapetitih, baik sudah selesai makan tetap melakukan hal yang sama, bahkan untuk pindah duduk keluar dari masjid, tetap melakukan acar adat, jadi kita jangan pergi setelah makan seenaknya dan tidak begitu saja tinggalkan tempat duduk, ujar Sayuti lagi.
Di samping cara makan beradat dapat melatih diri untuk selalu sabar dan tenang karena acara makan baradat melalui proses dan ketentuan ditengah-tengah masyararakat, disini kita dituntut agar selalu sabar dan ikhlas serta dapat menarik diri.
Lebih jauh Sayuti katakan dan berharap untuk dapat selalu mempertahankan adat dan istiadat atau kebiasaan yang baik di tengah-tengah masyarakat, seperti kita lakukan di Masjid Mardhatillah melakukan shalat berjamaah bersama-sama sebagai bukti orang yang shalat adalah orang beradat, sebab dilaksanakan terus menerus dan semua masyarakat telah dapat memahami dan menjalankannya.
Rasulullah sangat memuliakan kaum Ibu-ibu karena syorga terletak di bawah telapak kaki ibu, begitu hebatnya Rasulullah mengangkat derajat kaum ibu, seperti kita di Sumatera Barat atau Orang Minangkabau, keturunan menurut garis ibu bukan dari garis keturunan Bapak, dan satu-satunya di dunia yang memakai keturunan dari Ibu, orang Minangkabau. Lanjut Ketua Tim Safari Ramadhan Sumbar, juga Dosen Bung hatta.
Dalam kesempatan itu, Mamak Tuo Lazuardi Z, Rajo Basa Sutan Penghulu, mengucapkan terima kasih banyak atas kedatangan Tim Safari Ramadhan LKAAM Sumbar, sebab ini kunjungan pertama yang mendatangi kami atau jamaah dari Tim Safari ramadhan yang ada di Sumbar.
Lazuardi katakan bahwa Masjid Mardhatillah telah memiliki Syura Adat, dengan nama Mufakat sehati, jadi apapun yang terjadi persoalan di kampung ini, kami selalu mengadakan musyawarah dan mufakat di Masjid.
Syura Adat Mufakat Sehati di bawah naungan ninik mamak kenagarian Pauh IX, seperti kita ketahui, setiap tamu yang datang selalu kami hormati dan sangat menghargainya, kita lihat para jamaah masjid Mardhatillah tetap setia di tempat mengikuti acara safari ramadhan sampai selesai, ujar Lazuardi.
Tim Rombongan Safari Ramadhan LKAAM Sumbar Ketua M. Sayuti, Syamsuri Ramali pakaian kuning kedudukan di LKAAM Sumbar sebagai manti dan Martias berpakain merah kedudukan di LKAAM Sumbar sebagai Dubalang. Sebelum berakhir acara Safari ramadhan Ketua Tim Sayuti menyerahkan bantuan uang sebesar Rp. 1 juta dan 1 buah jam dinding langsung di terima oleh Ketua Masjid Muaro Nasution di damping Bachtiar dan pengurus lainnya. Taf
Hal ini, mendapat tanggapan serius dari ketua LKAAM Sumatera Barat (Sumbar) Drs. M. Sayuti, Dt. Rajo Penghulu, tentu nantinya hasil yang kita inginkan tidak akan tercapai semaksimal mungkin karena guru yang mengajar anak-anak pasantren, dengan jumlah guru tidak sebanding di Masjid Mardhatillah, Kamis Malam (25/7).
Sayuti katakan keluhan yang di sampaikan pengurus Masjid Mardhatillah akan di teruskan nantinya kepada Pemerintah Kota Padang, agar tahun depan hendaknya tidak terjadi hal yang sama atas kekurangan tenaga pengawas dari guru.
Kita usahakan, minta tenaga pengawas dari guru-guru, sekaligus dapat mengajarkan anak-anak, belajar dari sekolah di pindahkan ke Masjid, suatu program sangat baik sekali dan luar biasa demi mendidik anak-anak lebih mendalam tentang ajaran Agama Islam, ujar Sayuti.
Dalam kesempatan itu, Sayuti mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan yang hangat dan harmonis serta kekeluargaan dari Jamaah masjid dan masyarakat Rimbo Tarok atas kedatangan Tim Safari Ramadhan LKAAM Sumbar ke Masjid Mardhatillah, bahkan melaksanakan berbuka bersama-sama.
Jadi, saya sangat merasa senang dan bangga bahwa Jamaah Masjid sangat kompak dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan istadat, saat cara makan bersama-sama, semua menurut aturan dan tata karama adat Minangkabau.
Misalnya sebelum makan melakukan tatapetitih, baik sudah selesai makan tetap melakukan hal yang sama, bahkan untuk pindah duduk keluar dari masjid, tetap melakukan acar adat, jadi kita jangan pergi setelah makan seenaknya dan tidak begitu saja tinggalkan tempat duduk, ujar Sayuti lagi.
Di samping cara makan beradat dapat melatih diri untuk selalu sabar dan tenang karena acara makan baradat melalui proses dan ketentuan ditengah-tengah masyararakat, disini kita dituntut agar selalu sabar dan ikhlas serta dapat menarik diri.
Lebih jauh Sayuti katakan dan berharap untuk dapat selalu mempertahankan adat dan istiadat atau kebiasaan yang baik di tengah-tengah masyarakat, seperti kita lakukan di Masjid Mardhatillah melakukan shalat berjamaah bersama-sama sebagai bukti orang yang shalat adalah orang beradat, sebab dilaksanakan terus menerus dan semua masyarakat telah dapat memahami dan menjalankannya.
Rasulullah sangat memuliakan kaum Ibu-ibu karena syorga terletak di bawah telapak kaki ibu, begitu hebatnya Rasulullah mengangkat derajat kaum ibu, seperti kita di Sumatera Barat atau Orang Minangkabau, keturunan menurut garis ibu bukan dari garis keturunan Bapak, dan satu-satunya di dunia yang memakai keturunan dari Ibu, orang Minangkabau. Lanjut Ketua Tim Safari Ramadhan Sumbar, juga Dosen Bung hatta.
Dalam kesempatan itu, Mamak Tuo Lazuardi Z, Rajo Basa Sutan Penghulu, mengucapkan terima kasih banyak atas kedatangan Tim Safari Ramadhan LKAAM Sumbar, sebab ini kunjungan pertama yang mendatangi kami atau jamaah dari Tim Safari ramadhan yang ada di Sumbar.
Lazuardi katakan bahwa Masjid Mardhatillah telah memiliki Syura Adat, dengan nama Mufakat sehati, jadi apapun yang terjadi persoalan di kampung ini, kami selalu mengadakan musyawarah dan mufakat di Masjid.
Syura Adat Mufakat Sehati di bawah naungan ninik mamak kenagarian Pauh IX, seperti kita ketahui, setiap tamu yang datang selalu kami hormati dan sangat menghargainya, kita lihat para jamaah masjid Mardhatillah tetap setia di tempat mengikuti acara safari ramadhan sampai selesai, ujar Lazuardi.
Tim Rombongan Safari Ramadhan LKAAM Sumbar Ketua M. Sayuti, Syamsuri Ramali pakaian kuning kedudukan di LKAAM Sumbar sebagai manti dan Martias berpakain merah kedudukan di LKAAM Sumbar sebagai Dubalang. Sebelum berakhir acara Safari ramadhan Ketua Tim Sayuti menyerahkan bantuan uang sebesar Rp. 1 juta dan 1 buah jam dinding langsung di terima oleh Ketua Masjid Muaro Nasution di damping Bachtiar dan pengurus lainnya. Taf