Nn, Padang -- Listrik kebutuhan vital bagi kita semuanya yang harus kita jaga dan dipelihara serta memberikan segala fasilitas agar lokasi tempat tiang listrik dan rentangan kabel listrik melewati tanah dan pekarangan masyarakat.
Tanpa listrik kita tidak bisa berbuat banyak, seperti berusaha, anak belajar tak akan merasa nyaman dan tenang, apalagi kita akan mamasuki bulan suci ramadhan, kita butuh penerangan yang semaksimal mungkin selama bulan ramadhan, agar litrik tidak mati-mati.
Hal itu disampaikan Walikota Padang, DR. H. Fauzi bahar M.Si acara pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat Bungus Teluk Kabung dan para Pimpinan Cabang PT PLN di Bungus Kecamatan Teluk Kabung Padang.
Fauzi Bahar mengatakan terkendalanya pekerjaan pembangunan tiang listrik dan rentangan kabel yang melewati dan memakai tanah masyarakat hanya sebuah kesalahan komunikasi yang harus dijelaskan. Masyarakat sering men ‘’SMS’’ saya, kanapa listrik sering mati-mati hidup, inilah jawabnya agar masyarakat dengan senang hati dan dapat memahami bahwa listrik kebutuhan hidup orang banyak.
Bila kita sepakat bersama-sama dan memberikan dukungan dan motivasi pada pihak PLN cabang Bungus untuk membangun tiang listrik dan rentangan kabel yang melewati tanah masyarakat sesuai dengan kesepakatan dan mau menerima kontribusinya, tentu Bungus sudah terang benderang. Ujar Walikota.
Kita bersyukur sekali, pihak PLN mau memberikan kontribusi atas terpakainya tanah masyarakat untuk lokasi tiang listrik dan rentang kabel, sesuai dengan harga tanah yang tertera di SPT Pajak Bumi dan bangunan. Di daerah lainnya di Indonesia, seperti di Kalimatan dan Sulawesi tidak ada ganti rugi atas terpakai tanah masyarakat tersebut, jadi di Sumatera Barat lah satu-satunya tanah masyarakat diganti rugi oleh PT PLN.
Selanjutnya, General Manager PT PLN Cabang Bungus Teluk Kabung, Hakim Nawawi mengatakan bahwa Pembangunan Tiang Listrik dan pemasangan kabel dari Bungus Teluk Kabung ke Indarung, sepanjang 17,5 KM pekerjaan terlantar sejak tahun 2008 lalu disebabkan salah kamunikasi dengan masyarakat yang tanah dan pekarangannya di lewati kabel listrik dan lokasi tempat memasangan tiang listrik.
Sehingga listrik sering mati di daerah Bungus Teluk Kabung disebabkan kekurangan arus listrik, seharusnya pekerjaan sudah selesai setahun lalu, tapi komunikasi kurang lancar dengan masyarakat, sehingga pekerjaan tertunda sampai sekarang. Seharusnya Bungus Teluk Kabung, Indarung dan Pesisisr selatan sudah terang benderang, bila pekerjaan berjalan dengan lancar.
Hakim Nawawi mengatakan soal ganti rugi telah di sepakati pembayarannya di sesuaikan dengan NJOP (Nilai jual Objek Pajak) dan hal ini PT PLN telah siap membayarkan kepada masyarakat yang tanahnya
terpakai untuk membangun tiang listrik.
Tapi, beberapa warga masyarakat yang tanahnya dimanfaatkan untuk bangunan tiang listrik tidak menyesetujui dengan alasan terlalu murah membayarannya, bahkan meminta agar PT PLN mengganti rugi per meternya Rp20 ribu. Sedang PT PLN sudah menyepakati pembayaran per meter Rp. 8.600.- sesuai dengan NJOP.
Maka itu, membanguan tiang listrik dan rentangan kabel menuju Indarung sekitar 17,5 KM terlantar sampai sekarang, dan kita berharap permasalahan tersebut segera tuntas, ujar Hakim Nawawi. Rel