Ayo Bangkit, Wujudkan Masyarakat Pancasilais!

Oleh : Ecevit Demirel *)

HINGGA hari ini, Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak pernah terlepas dari berbagai tantangan. Di tengah pergulatan masyarakat dan bangsa melawan deraan krisis dan disintregasi, Pancasila kerap menjadi sasaran gugatan, sinisme, serta pelecehan. Kredibilitas Pancasila sebagai dasar negara atau ideologi benar-benar berhadapan dengan ujian berat. 

Beberapa dekade ini, tak sedikit anak bangsa yang tak lagi hafal butir per butir sila di Pancasila. Ini realita. Kebanyakan beralasan lupa. Sebahagian lainnya mengaku masabodo, dalam kata lain “apatis” terhadap Pancasila. Rata-rata memberikan pernyataan sinis; “Apalah gunanya mengagung-agungkan Pancasila, sementara moralitas para pemimpin bangsa ini sudah sedemikian rendahnya?” 

Sungguh, Pancasila kini telah kehilangan eksistensi sebagai perekat kekuatan moral dan pemersatu bangsa. Ini realita yang sungguh sangat memprihatinkan. 

Ironi yang tersaji saat ini, Pancasila tak lebih dari sekedar hiasan dinding yang tak memiliki makna. Nilai-nilai luhur yang terkandung pada sila demi sila Pancasila tak lagi menyentuh moralitas bangsa dan mempengaruhi mentalitas para pemimpin bangsa. Padahal segala aspek kehidupan berkebangsaan termaktub di dalamnya. 

Tanpa merasa berdosa para pemimpin bangsa ini berani menandatangani “MoU korupsi” yang jumlahnya miliaran bahkan triliunan rupiah. Mereka tak sadar bahwa di ruang kerja mereka ada burung Garuda yang selalu mengawasi aktivitas yang jelas-jelas mengkhianati dan menyakiti hati rakyat tersebut. Simbol-simbol burung Garuda yang dipajang di setiap kantor pemerintahan seolah tak memiiki pengaruh apa-apa bagi aktivitas pemerintahan sendiri. Sementara, pada lain kesempatan mereka dengan rajin membacakan lima sila Pancasila secara lengkap di depan para bawahannya secara jelas dan tegas. 

Kita tentunya sepaham bahwa masyarakat Pancasilais hanya akan terwujud bilamana para pemimpin bangsa ini mampu memberikan contoh tauladan melalui perilaku yang Pancasilais. Pemimpin Pancasilais adalah sosok pemimpin yang selalu memperhatikan nasib rakyatnya sesuai dengan tujuan kesejahteraan dalam sila Pancasila. Pemimpin Pancasilais adalah sosok pemimpin yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan masyarakatnya. Pemimpin Pancasilais selalu mengkedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan-kepentingan lain.

Pemimpin Pancasilais adalah pemimpin yang tidak terlalu berambisi mengejar jabatan demi kepentingan pribadi. Ia tidak mau menanamkan permusuhan dengan lawan-lawan politiknya. Pemimpin Pancasilais adalah sosok pemimpin yang selalu dengan teguh mengamalkan sila-sila Pancasila dengan sempurna. Ia adalah pemimpin yang memiliki jiwa religiositas sesuai dengan sila pertama Pancasila, selalu menanamkan jiwa-jiwa keadilan dalam setiap aspeknya, bersikap toleran dan terbuka sebagai jalan untuk mempersatukan semua unsur perbedaan yang ada, dan selalu bijak dalam pengambilan keputusannya.

Jika menoleh ke belakang, pada sejarah bangsa ini, tanggal 1 Juni 1945 merupakan momen penting bangsa Indonesia dalam menentukan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang baru saja lahir. 

Kukuhnya Pancasila sebagai dasar NKRI telah mengorbankan nyawa sesama bangsa sendiri. Ini bukti bahwa Pancasila adalah hasil kerja keras para pemimpin bangsa dalam menghadapi kondisi pluralitas bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam unsur, baik suku bangsa, adat istiadat maupun agama yang berbeda-beda. Nilai-nilai universalitas Pancasila makin tampak ketika menghadapi pluralitas masyarakat Indonesia ketimbang harus mengadopsi kelompok agama tertentu.

* Jalan Tengah *

Pancasila merupakan jalan tengah dari semua unsur yang berbeda-beda. Beberapa usaha dari kelompok masyarakat yang ingin mengubahnya menjadi ideologi lain pun gagal. Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berusaha menyingkirkan posisi Pacasila dengan kekuatan senjata akhirnya harus mengakhiri hidupnya, setelah dengan sukses menculik dan menganiaya dengan kejam para tokoh teras bangsa Indonesia yang Pancasilais.

Kartosuwiryo yang hendak mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dan memusatkan gerakannya di Jawa Barat, akhirnya bertekuk lutut, menyerahkan diri setelah menjadi buronan tentara Indonesia. Artinya, demi keutuhan Pancasila, para pemimpin dan rakyat Indonesia dengan tegas menolak setiap usaha penggeseran Pancasila sebagai hasil “ijtihad” para pemimpin bangsa menjadi ideologi lain yang tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia yang pluralistik.

Kita selaku rakyat Indonesia hendaknya sadar dan meyakini bahwa Pancasila merupakan jalan terbaik dari semua ideologi yang pernah ditawarkan oleh para pendiri bangsa. 

Hari Lahirnya Pancasila, tanggal 1 Juni 2012, hendaknya tak sekedar menjadi ajang simbolisasi peringatan tanpa makna. Kita tidak bisa berdiam diri membiarkan nilai-nilai luhur Pancasila hilang tanpa meninggalkan jejak. Setelah introspeksi diri, ayo kita bangkit! Bersama kita mewujudkan masyarakat Pancasilais. 

Kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi. Kita dituntut selektif memilih sosok calon pemimpin yang benar-benar memiliki kapabilitas mumpuni dan bermoral Pancasila.
 

*) Penulis adalah Koordinator Bidang Ideologi Politik 
MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Barat.
Previous Post Next Post