Nn, Pessel -- Proyek pembangunan gedung PAUD Plus Lebsite-P2SPP PNPM-MP di Kampung Pondok Lamo, Nagari Kubu Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menghabiskan anggaran sekitar Rp 301.789.300 untuk tahun 2010 membuat masyarakat kecewa. Sebab hingga saat ini gedung PAUD belum dapat dimanfaatkan masyarakat.
Berdasarkan pantauan lapangan, terlihat kondisi fisik bangunan terkesan asal jadi. Seperti pengecoran jalan menuju PAUD sudah terlihat pecah dan terjadi penurunan. Sementara pada tiang bangunan terjadi keretakan, tegas Ketua FKI I Pessel, Ir. Syafrudin Tazar.
Anehnya, kata Syafrudin Tazar, beberapa item pekerjaan yang harus diselesaikan sesuai dengan bestek dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) proyek, masih banyak yang belum terlaksana. Sementara, dana proyek diakui oleh pihak terkait sudah habis.
"Seperti mobiler, pagar pembatas, pemasangan listrik dan peralatan permainan yang seharusnya ada, namun hingga saat ini belum ditemui dilokasi proyek. Sementara, menurut informasi berita acara penyelesaian pekerjaan telah ditandatangani oleh berbagai pihak terkait. Bahkan informasi yang diterima, anggaran untuk proyek tersebut tidak mencukupi sehingga ini menjadi senjata sebagai alasan dari pelaksana proyek untuk tidak bekerja sesuai dengan RAB yang ada," imbuhnya.
Syafrudin Tazar yang merupakan putra asli Tapan ini dia selaku putra daerah sangat kecewa dengan pihak terkait dalam pelaksanaan proyek dikampung halamannya. "Didaerah lain saja saya begitu peduli untuk mengawasi anggaran negara, apalagi di tanah kelahiran saya, kasus ini akan saya laporkan ke pihak yang berwenang. Dalam waktu dekat ini kita akan menyurati pihak kejaksaan dan inspektorat untuk menindaklanjutinya," tegasnya.
Walinagari Kubu, Jamarin ketika dihubungi melalui telpon genggamnya menyebutkan dirinya kecewa berat dengan kondisi penyelesaian proyek tersebut. Bahkan dia mengakui proyek tersebut layak untuk tidak diterima, karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. "Silahakan bapak minta keterangan lebih jauh kepada pelaksananya. Jujur saja, kalau saya memang kecewa," akunya.
Untuk menindaklanjuti informasi masyarakat tersebut wartawan ini melakukan investigasi ke lokasi pembangunan PAUD. Terlihat dilokasi pembangunan proyek sesuai dengan apa diinformasi masyarakat. Indikasi bahwa adanya permainan yang tidak sehat dalam pekerjaan proyek tersebut semakin kuat. Boleh jadi kurangnya pengawasan pekerjaan dan tidak telitinya pihak fasilitator tekhnik untuk dalam menjalankan tugasnya. Benarkah demikian?
Pelaksana Proyek, Hardianto yang akrab dipanggil Nato ketika ditemui diruang kerjanya di Kantor Wali Nagari Simpang Gunung Tapan menyebutkan bahwa pekerjaan tidak bisa diselesaikan karena anggaran tidak mencukupi untuk penyelesaian proyek.
Akibat tidak mencukupinya anggaran, ada beberapa item pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan. Termasuk masalah mobiler, alat kelengkapan permainan, pagar dan pemasangan listrik. "Bagaimana lagi, pekerjaan fisik melebihi volume dalam RAB, makanya beberapa item itu tidak bisa lagi dilaksanakan. Dari mana uang yang harus kita ambil," akunya.
Terkait masalah fisik bangunan, kata Hardianto lagi, seperti pembangunan jalan memang terjadi rusak parah dan penurunan fisik, ini disebabkan karena pekerjaan dilaksanakan dengan sistem manual. Begitu juga dengan fisik lainnya. Kalau masalah pembesian pada struktur bangunan diakuinya telah sesuai dengan bestek.
Dia mengakui adanya terjadi perobahan terhadap RAB yang ada. Ini dikarenakan penggunaan beberapa material untuk menyelesaikan beberapa item pekerjaan yang melebihi volume. Sehingga anggaran terserab untuk penyelesaian fisik, bukan untuk lain-lain apa lagi untuk kepentingan pribadinya.
Dengan wajah yang sedikit memucat, Hardianto mengakui bahwa pekerjaan sudah dilaporkan kepada pihak terkait bahwa bobot pekerjaan telah mencapai seratus persen.
Ini bertentangan dengan realita yang ada dilapangan. Ketika diminta keterangan lebih jauh, tentang pembuatan berita acara bahwa pekerjaan telah selesai seratus persen, dirinya menyebutkan ada beberapa pihak yang terlibat.
"Berita acara seratus persen itu sesuai dengan hasil audit tim unit pengelola kegiatan (UPK). Ini sekaligus menghitung jumlah uang yang dipergunakan untuk untuk pembangunan proyek. Setelah itu,berita acara dilaporkan kepada masyarakat nagari Kubu, ketua BKAN Tapan dan Ketua PJOK. Kemudian kepada Fasilitator Kecamatan, Fasilitator tekhnik, ninik Mamak, Bamus dan Wali Nagari Kubu. Bahkan juga diketahui oleh camat BAB," imbuhnya.
Yohanes Candra salah seorang yang mengaku sebagai Fasilitator Tekhnik mencoba menghubungi wartawan via ponselnya. Dalam keterangannya membenarkan bahwa pekerjaan proyek terjadi perobahan RAB. Tetapi untuk kebenaran informasi itu, dia berjanji untuk menelusuri ke lokasi proyek.
Bahkan Inspektorat Kabupaten Pessel telah menurunkan tim untuk mengaudit pekerjaan tersebut. Hal ini diakui oleh ketua tim inspektorat yang bernama Pon Idris melalui ponselnya. "Kita memang telah turunkan tim kemarin, sementara untuk mengetahui hasil auditnya tentu bukan kewenangan kita, silahkan temui pimpinan," ungkapnya.
Berdasarkan RAB, beberapa item pekerjaan yang belum terlaksana tersebut menelan biaya puluhan juta rupiah. Diantara rinciannya, untuk pekerjaan pagar, pemasangan listrik, alat permainan luar, alat permainan dalam dan mobiler diperkirakan mencapai Rp 50 juta lebih.
Sementara untuk honor guru PAUD menurut informasinya masih tersimpan dalam rekening. Namun belum diketahui rekening atas nama siapa. Rusdi
Post a Comment