Nn, Pandeglang -- Merasa dirugikan, salah satu pengusaha sebagai suplayer rangka baja ringan di SMP Negeri 1 Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, berniat membongkar atap sekolah. Namun sebelum terjadi pembongkaran, Kepala Desa Pagelaran mengamuk kepada pengusaha, sehingga menimbulkan keributan di ruang Kepala SMP itu.
Kejadian berawal dari kedatangan pengusaha suplayer rangka baja ringan yang mendatangi SMP Negeri 1 Pagelaran Pandeglang Banten untuk membongkar atap sekolah yang terbuat dari baja ringan tersebut. Melihat gelagat yang kurang baik, pihak sekolah segera membubarkan siswa - siswi yang pada saat itu masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Namun Idat selaku kepala desa Pagelaran Pandeglang Banten yang datang kesekolah langsung mengamuk dan tidak senang atas perilaku pengusaha tersebut.
“Ia malu dan rugi ketika atap sekolah tersebut akan dibongkar” sebab apabila diambil rangka bajanya, akan dapat merusak genting serta material bangunan yang lainnya tegas Idat sambil tolak pinggang.
Sementara Sutrisno selaku suplayer saat diwawancarai memberikan alasan bahwa dirinya hendak membongkar atap sekolah untuk mengambil rangka baja. Karena telah dirugikan. Padahal sudah sembilan bulan berlalu, tetapi belum juga dibayar.
Memang, sebelumnya pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang serta pemborong yang memenangkan tender. Namun hingga pembongkaran hendak dilakukan, tidak juga ada perkembangannya sehingga ia harus mengambil keputusan untuk mengambil bahan materialnya yang telah terpasang. Dendi/Iyan,RL
Kejadian berawal dari kedatangan pengusaha suplayer rangka baja ringan yang mendatangi SMP Negeri 1 Pagelaran Pandeglang Banten untuk membongkar atap sekolah yang terbuat dari baja ringan tersebut. Melihat gelagat yang kurang baik, pihak sekolah segera membubarkan siswa - siswi yang pada saat itu masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Namun Idat selaku kepala desa Pagelaran Pandeglang Banten yang datang kesekolah langsung mengamuk dan tidak senang atas perilaku pengusaha tersebut.
“Ia malu dan rugi ketika atap sekolah tersebut akan dibongkar” sebab apabila diambil rangka bajanya, akan dapat merusak genting serta material bangunan yang lainnya tegas Idat sambil tolak pinggang.
Sementara Sutrisno selaku suplayer saat diwawancarai memberikan alasan bahwa dirinya hendak membongkar atap sekolah untuk mengambil rangka baja. Karena telah dirugikan. Padahal sudah sembilan bulan berlalu, tetapi belum juga dibayar.
Memang, sebelumnya pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang serta pemborong yang memenangkan tender. Namun hingga pembongkaran hendak dilakukan, tidak juga ada perkembangannya sehingga ia harus mengambil keputusan untuk mengambil bahan materialnya yang telah terpasang. Dendi/Iyan,RL
Post a Comment