Nn, Padang -- Penutupan pengobatan massal yang berlagsung sejak dua bulan lalu, di kediaman resmi Walikota Padang DR. H. Fauzi Bahar, M. Si dihiasi dengan seribuan tumpeng sebagai rasa syukur kepada Allah SWT hari ini.
Pengobatan tradisional tersebut diberikan oleh orang pandai dari Wonosobo Jawa Tengah Drs. H. MP Setiadji, selama dua bulan sekitar sepuluh ribuan warga mendapatkan pengobatan, dengan berbagai macam penyakit, seperti autis, kanker payudara, tumor, sakit pinggang, sesak napas, ginjal, jantung, guna- guna, lemah sahwat, strock, asma dan puluhan lainnya.
Menurut Kabid Humas Pemko Padang Richardi Akbar, S. Sos, Karena dinilai berbuat baik untuk masyarakat Forum Tungku Tigo Sajarangan Kota Padang memberikan Gelar Sangsako Adat Minangkabau ‘’Malin Panduko Sati’ kepada Drs. H. MP. Setiadji, Sabtu (14/1-2012), di kediaman resmi Walikota Padang Dr. H. Fauzi Bahar, M. Si.
Gelar adat tersebut diberikan setelah Forum Tungku Tigo Sajarangan, yang terdiri dari Ketua Lembaga Kerapat Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Padang Prof. Zainuddin Husin Datuak Rajo Lenggang, Ketua Bundo Kanduang Kota Padang Hj. Titi Tarmizi, Ketua Majelis Ulama Kota Padang prof. DR. H. Syamsul Bahri Khatib, Payung Panji/ Walikota Padang DR. H. Fauzi Bahar, M. Si bersama puluhan ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang dan para cendikiawan (cerdik pandai) melakukan sidang, di kediaman walikota.
Prosesi pemberian gelar adat dan dilanjutkan ‘malewakan’ tersebut sangat luar biasa dan mendapat sambutan positif dari masyarakat Kota Padang. Juga dihadiri salah seorang turunan Rajo Pagaruyung Minangkabau SM. Taufik Thaib, SH, Sekda Kota Padang Ir. H. Emzalmi, M. Si, para Kepala SKPD dan ribuan masyarakat yang mendapat pelayanan pengobatan gratis dari Kota Padang dan berbagai daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Pemberian gelar adat tersebut atas berbagai pertimbangan dari para pemuka adat Kota Padang antara lain, Bapak Drs. H. MP. Setiadji sebagai orang yang punya keahlian dalam bidang ilmu kesehatan dengan pengobatan tradisional dan telah mengabdikan dirinya di Ranang Minang, khususnya Kota Padang.
Selama Bapak Drs. H. MP. Setiadji menjalankan pengabdian di Kota padang telah dapat dirasakan oleh masyarakat yang sangat membutuhkan dengan pengobatan massal gratis. Selain itu beliau juga dengan pengabdian tradisional tersebut telah dapat memotivasi masyarakat terhadap pemahaman dan pengertian pentingnya kesehatan.
Dengan penghargaan pemberian gelar sangsako tersebut membuat yang bersangkutan berfungsi dan berkewajiban melaksanakan beberapa hal. Yaitu, anak dipangku kemenakan dibimbing, jauh disilau dakek dikadonoi, siang liek- liek, malam di danga- danga, kusuik kamanyalasaian, karuah kamanjaniahkan, kapayung di hari paneh, ka tuduang dihari hujan, tampek batenggeng dinan lai.
Selama pengobatan dari tanggal 24 November 2011 sampai 15 Januari 2012 sekitar sepuluh ribuan masyarakat Kota Padang dan Prov. Sumbar telah mendapat pelayanan kesehatan dan cukup banyak yang sembuh dari sakitnya.
Saat perpisahan dengan Bapak Drs. H. MP. Setiadji, banyak masyarakat yang mengucurkan air mata, dan mereka ingin ‘Pak Haji’ tetap bersama mereka, karena mereka mendapat kekuatan baru untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.
Para pemuka adat, alim ulama, bundo kanduang, cerdik pandai menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa bangga kepada Bapak Drs.H. MP. Setiadji dan anggotanya yang telah turut membantu pengobatan masyarakat, dengan harapan jalinan bathin dan rasa badunsanak yang sudah tercipta dengan baik dikembangkan terus dimasa mendatang. Rcd/rel
Post a Comment