Nn, Pandeglang -- Diduga mencuri, tiga oknum Pegawai Negeri Sipil SMK Negeri 6 Pandeglang berinisial (AS, Ad dan Yy,) dengan tega memukuli wawan Gunawan (11 th) murid SD Pangkalan 2 Kecamatan Sobang hingga babak belur. Akibatnya, wajah, kepala, leher sang bocah berlumur darah dan matanyapun lebam berwarna merah saga.
Dampak dari peristiwa tersebut, proses belajar dan mengajar di SMK 6 menjadi terganggu. Karena para guru dan staf pengajar sekolah menjadi takut, apabila nanti masyarakat datang dan bertindak anarkis terhadap diri mereka.
Hal ini disampaikan Sofyan S.Ag salah seorang guru yang dimintai komentarnya oleh wartawan nusantaranews.net terkait insiden yang telah mencoreng dunia pendidikan di Provinsi Banten.
"pasca pemukulan wawan, kegiatan belajar mengajar di SMK 6 menjadi terganggu, sebab para guru yang lain takut dengan adanya penyerangan dari masarakat sekitar. Sementara sang pelaku pemukulan, tidak di ketahui keberadaanya" ucap Sofyan.
Menurut saksi mata, Rozak salah satu siswa SMK Negeri 6 Pandeglang, Provinsi Banten mengatakan, pada saat sebelum pemukulan terjadi Selasa (8/11), korban sepulang sekolah hendak bermain bola dilingkungan SMK Negeri 6 Pandeglang. Akantetapi karena sepeda yang dikendarai rusak, ia berhenti dan mencoba memperbaikinya.
Namun sayang, salah seorang dari oknum guru SMK tersebut melihat dan menduga bahwa korban hendak mencuri tutup pentil. Lalu iapun mendatangi korban dan menariknya ke dalam sekolah dan langsung di pukul, jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 6 Jumhana saat dikonfrimasi wartawan nusantaranews.net menegaskan, bahwa, hingga saat ini (seminggu setelah pasca pemukulan) hanya satu dari tiga oknum guru tersebut yang telah mengajar, namun itupun hanya sehari, setelah itu tidak datang lagi.
Oleh karenanya pihak sekolah belum memberikan sanksi apapun terhadap ketiga guru tersebut. Karena pihak sekolah merasa kesulitan untuk menghubungi ketiga guru itu. Sementara kasus ini telah dalam tahap penyidikan di Polsek Panimbang Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, jelas Jumhana.
Hingga berita ini diturunkan, Wawan masih terbaring lemas dan tetangga masyarakat terus mendatangi kediaman pasangan suami istri Ubad dan Asih warga Kampung Sempur, Kecamatan Sobang, Pandeglang, Provinsi Banten ini.
Asih ibu korban saat ditemui menuturkan ia tidak terima atas perbuatan ketiga oknum guru tersebut , maka dari itu, ia telah melaporkan penganiayaan terhadap putranya ke Polsek Panimbang . Namun iapun mencabut kembali laporan tersebut. itu, karena salah seorang anggota LSM mengatasnamakan para pelaku telah mendamaikannya.
Menanggapi persoalan dicabutnya laporan pengaduan oleh ibu korban , Cep Wa'as tokoh pemuda dan juga pemerhati masyarakat Pandeglang Cep Wa'as menduga, sepertinya ada yang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan imbalan. Sehingga hukumpun menjadi tumpul, karena ulah segelintir oknum yang melacurkan profesinya mengataskan nama LSM, ujarnya geram. (Klik Disini Tindak Lanjut Berita)
Oleh karenanya, Cep Wa'as berharap agar pihak berwenang terus melanjutkan permasalahan ini sampai ke ranah hukum, karena sudah jelas telah terjadi perbuatan pidana penganiayaan, sesuai KUHAP Pasal 351. Iyan.RL
Dampak dari peristiwa tersebut, proses belajar dan mengajar di SMK 6 menjadi terganggu. Karena para guru dan staf pengajar sekolah menjadi takut, apabila nanti masyarakat datang dan bertindak anarkis terhadap diri mereka.
Hal ini disampaikan Sofyan S.Ag salah seorang guru yang dimintai komentarnya oleh wartawan nusantaranews.net terkait insiden yang telah mencoreng dunia pendidikan di Provinsi Banten.
"pasca pemukulan wawan, kegiatan belajar mengajar di SMK 6 menjadi terganggu, sebab para guru yang lain takut dengan adanya penyerangan dari masarakat sekitar. Sementara sang pelaku pemukulan, tidak di ketahui keberadaanya" ucap Sofyan.
Menurut saksi mata, Rozak salah satu siswa SMK Negeri 6 Pandeglang, Provinsi Banten mengatakan, pada saat sebelum pemukulan terjadi Selasa (8/11), korban sepulang sekolah hendak bermain bola dilingkungan SMK Negeri 6 Pandeglang. Akantetapi karena sepeda yang dikendarai rusak, ia berhenti dan mencoba memperbaikinya.
Namun sayang, salah seorang dari oknum guru SMK tersebut melihat dan menduga bahwa korban hendak mencuri tutup pentil. Lalu iapun mendatangi korban dan menariknya ke dalam sekolah dan langsung di pukul, jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 6 Jumhana saat dikonfrimasi wartawan nusantaranews.net menegaskan, bahwa, hingga saat ini (seminggu setelah pasca pemukulan) hanya satu dari tiga oknum guru tersebut yang telah mengajar, namun itupun hanya sehari, setelah itu tidak datang lagi.
Oleh karenanya pihak sekolah belum memberikan sanksi apapun terhadap ketiga guru tersebut. Karena pihak sekolah merasa kesulitan untuk menghubungi ketiga guru itu. Sementara kasus ini telah dalam tahap penyidikan di Polsek Panimbang Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, jelas Jumhana.
Hingga berita ini diturunkan, Wawan masih terbaring lemas dan tetangga masyarakat terus mendatangi kediaman pasangan suami istri Ubad dan Asih warga Kampung Sempur, Kecamatan Sobang, Pandeglang, Provinsi Banten ini.
Asih ibu korban saat ditemui menuturkan ia tidak terima atas perbuatan ketiga oknum guru tersebut , maka dari itu, ia telah melaporkan penganiayaan terhadap putranya ke Polsek Panimbang . Namun iapun mencabut kembali laporan tersebut. itu, karena salah seorang anggota LSM mengatasnamakan para pelaku telah mendamaikannya.
Menanggapi persoalan dicabutnya laporan pengaduan oleh ibu korban , Cep Wa'as tokoh pemuda dan juga pemerhati masyarakat Pandeglang Cep Wa'as menduga, sepertinya ada yang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan imbalan. Sehingga hukumpun menjadi tumpul, karena ulah segelintir oknum yang melacurkan profesinya mengataskan nama LSM, ujarnya geram. (Klik Disini Tindak Lanjut Berita)
Oleh karenanya, Cep Wa'as berharap agar pihak berwenang terus melanjutkan permasalahan ini sampai ke ranah hukum, karena sudah jelas telah terjadi perbuatan pidana penganiayaan, sesuai KUHAP Pasal 351. Iyan.RL
Post a Comment