Dampak banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, ternyata cukup besar. Tercatat 9 kecamatan terkena dampak bencana tersebut dengan 30-60% persen luas wilayah tergenang air dengan ketinggian mencapai 0,5 hingga 1,5 meter. Kecamatan tersebut antara lain: Bayang, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Tapan dan Lunang Silaut.
Sejauh ini tercatat enam orang hilang, yakni tiga orang dari Kecamatan Linggo Sari Baganti masing-masing Kidit (65), Rayos (24), Anak Rayos (9 bulan) dan tiga orang dari Kecamatan Lengayang yaitu Santia (21), Ismaini (35), Neza (8). Penduduk yang mengalami cidera / luka-luka sebanyak lima orang, yang dirujuk ke RSUP M.Jamil Padang.
Pengungsi pada saat banjir tercatat sebanyak 52.315 orang. Pada saat ini pengungsi tersisa sekitar 5.000 orang. Sementara masih ada lokasi yang tergenang seperti di Kecamatan Lunang Silaut dan Pancung Soal.
Banjir juga mengakibatkan aktivitas sekolah terhenti sehingga sekitar 18.000 siswa diliburkan. Sembilan gedung sekolah mengalami rusak berat, dan terendam banjir sebanyak 41 unit, yang meliputi: PAUD 13 unit, TK 5 unit, SD 26 unit, SMP/MTs 6 unit, dan SMA/SMK sebanyak 1 unit.
Selain itu, tercatat 146 rumah hanyut, 1.260 rumah rusak berat, 73 rumah rusak sedang, 201 rumah rusak ringan dan 8.813 rumah terendam banjir. Disamping itu, terdapat 24 rumah ibadah rusak berat, dan 43 terendam banjir.
Wilayah yang terisolir akibat banjir bandang ini terdapat pada empat lokasi, yaitu: Silaut V, Silaut VI, Base Camp PT.Incasi Raya, dan Lunang III. Hal ini disebabkan rusaknya jaringan transportasi darat pada beberapa ruas jalan kabupaten.
Adapun infrastruktur transportasi darat yang rusak yakni, dua jembatan putus, dan empat jembatan gantung putus, dan sepanjang 350 meter Jalan Nasional putus, serta 400 meter lainnya mengalami rusak berat. Kerusakan jaringan jalan tersebut terjadi pada Ruas Jalan Nasional Painan – Kambang (N.032) dan Kambang – Inderapura (N.033). Lokasi jalan yang terputus pada Km. 127+850 dan Km.128+250 koordinat 1O40’20,31”S dan 100O41’34,56”T. Sementara itu pada beberapa lokasi di jalan Kabupaten (Simpang Silaut – Silaut IV) yang mengalami kerusakan parah sepanjang 3.000 m, serta beberapa jembatan putus dan rusak berat.
Lahan pertanian yang mengalami kerusakan parah adalah palawija siap panen seluas 1.163 hektar dan lahan persawahan siap panen seluas 305 hektar sawah terendam banjir dan hanyut. Kerugiannya diperkirakan mencapai 17 milyar rupiah.
Ternak yang hanyut diterjang banjir bandang meliputi: sapi / kerbau sebanyak 357 ekor, kambing 139 ekor, dan ayam 11.367 ekor. Kerugian di sektor peternakan ini diperkirakan mencapai 2,2 milyar rupiah.
Terdapat lima aliran sungai besar yang meluap, diantaranya: batang bayang, batang kapas, batang surantih, batang lengayang, dan batang tapan. Meluapnya sungai-sungai tersebut mengakibatkan kerusakan tersebut di atas. Disamping itu, hujan lebat yang bersamaan dengan tingginya gelombang pasang (lebih kurang tiga meter) telah menambah parahnya kerusakan yang dialami, termasuk abrasi pantai disepanjang pesisir. Pada beberapa lokasi di bibir pantai hanya berjarak lebih kurang sepulu meter saja dari tepi Jalan Nasional yang ada.
Beberapa daerah pesisir pantai yang mengalami abrasi antara lain: pantai Api-api Bayang, pantai Luhung, pantai Surantih, pantai Lengayang, pantai Sumedang, dan pantai Air Haji. Daerah pantai yang mengalami abrasi ini perlu dilakukan penanganan untuk mengurangi dampak lainnya terhadap permukiman penduduk dan jaringan jalan yang ada. (bersambung)
Post a Comment