Nn, Padang -- Manajemen PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) bersama Pemerintah Propinsi Sumatera Barat membuat kesepakatan bersama (MoU) untuk melakukan sinergi usaha dalam bentuk melaksanakan penataan fasilitas kepelabuhan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang. Kesepakatan sinergi usaha tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), R.J Lino dan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno yang disaksikan secara langsung oleh Mentri Negara BUMN, Mustafa Abu Bakar, dikantor Kementrian Negara BUMN Jakarta. Dijelaskan Mustafa, kesepakatan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama sinergi antara perusahaan BUMN dengan pemerintah daerah dalam pemanfaatan sumber daya di masing-masing instansi. Disamping sinergi BUMN juga dapat meningkatkan daya saing dalam menghadapi iklim persaingan yang semakin ketat dan meningkatkan kontribusi pendapatan BUMN untuk Negara, pelaksanaan sinergi ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan bisnis dan operasional BUMN. Untuk itu, lanjut Mustafa, kerjasama antara BUMN ini akan terus dikembangkan. Terlebih dengan adanya peraturan Mentri Negara BUMN No 5 tahun 2008 tentang pengadaan barang dan jasa dilingkungan BUMN. Rencana kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk penataan fasilitas pelabuhan Teluk Bayur meliputi, pembebasan lahan untuk kepentingan penataan dan pengembangan Pelabuhan, penyediaan fasilitas kepelabuhan, serta pola kerja dan pola angkutan di Pelabuhan tersebut. Mengingat Pelabuhan Teluk Bayur merupakan satu-satunya pelabuhan laut terletak di pantai barat Pulau Sumatera yang teramai serta terbesar dikunjungi kapal-kapal samudera antar pulau, maka kerjasama ini dinilai sangat tepat, karena pelabuhan ini mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting serta merupakan salah satu pintu gerbang perekonomian Indonesia bagian barat. Hal ini bisa dilihat dari arus pertumbuhan barang yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Untuk arus barang kenaikan sebesar 11% dari 10 juta ton pada 2009, dan menjadi 11.4 juta ton di tahun 2010. Ini merupakan bukti bahwa kapal-kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Teluk Bayur cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian pula pertumbuhan arus petikemas yang mengalami kenaikan dari 47.633 TEUs atau 45.517 box di tahun 2009, dan menjadi 49.434 TEUs atau 47.126 box pada tahun 2010. Ini menunjukkan kenaikan lebih dari 3.6% dalam TEUs, dan 3.4% dalam box. Bahkan arus petikemas 2014 diproyeksikan dari 2014 mencapai 89.5 juta TEUs. Untuk barang curah kering tahun 2010, dari 2.18 juta ton diproyeksikan di tahun 2014 menjadi 2.9 juta ton. Dan barang curah kering dari 1.6 juta ton di tahun 2010, menjadi 3.25 juta ton di tahun 2014. Peningkatan ini tentunya harus diantisipasi oleh manajemen bersama dengan pemerintah daerah setempat melalui penataan dan pengembangan pelabuhan, penyediaan fasilitas kepelabuhan yang handal dan prima, pola kerja serta pola angkutan di pelabuhan. Dipastikan ini akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas pelayanan yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi pengguna jasa melalui pelayanan yang efektif dan efisien yang diimbangi dengan peningkatan produktifitas tinggi berdampak biaya logistik menjadi murah, serta akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat pada umumnya. Disamping itu, pada kesempatan berbeda, Asisten GM Pengendalian Kinerja dan PFSO Pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumarman, mengatakan, dengan adanya kerjasama ini diharapkan bisa terjadinya berbagai perkembangan serta peningkatan industri yang menunjang kembali perekonomian Daerah Sumbar yang didukung melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Hal ini merupakan langkah nyata dari Pelindo untuk bisa membangkitkan kembali perekonomian Sumbar yang bobrok pasca gempa 2009 lalu, jelasnya. Ikhsan |
Post a Comment